5 Kesalahan Saat Disiplinkan Anak

Tak mudah mengajarkan disiplin pada anak. Bila pendekatannya sampai salah, alih-alih mengikuti nasihat Anda, yang terjadi mereka justru akan memberontak. Ketika mereka tak juga bisa disiplin, bisa jadi selama ini Anda melakukan kesalahan strategi dalam mendisiplinkan anak.

Beberapa kesalahan sering dilakukan orangtua, seperti dikutip dari www.parenting.com, antara lain:

1. Berbohong. Anda berpikir dengan mengarang cerita kepada balita akan membuat mereka tidak nakal. Misalnya, "Makanannya dihabiskan ya. Jika tidak akan ditangkap polisi."

Cara ini tidak tepat, Ma. Anak akan memiliki pemahaman salah tentang polisi. Ditambah lagi, saat anak menyadari Anda berbohong, ia akan sulit mempercayai Anda kembali. Akhirnya bukannya menjadi anak penurut, ia justru ketika bisa sering menentang Anda. Ganti cara ini dengan berbicara padanya penuh empati.

2. Mengancam tanpa tindakan. Berulang-ulang Anda katakan padanya untuk tidak merebut mainan dari adiknya atau dia akan mendapat time-out atau dihukum. Sayangnya, ketika si kakak masih melakukan hal sama, Anda kembali memberi peringatan tanpa berbuat apa-apa. Hal ini justru membuat anak semakin termotivasi melawan kata-kata Anda, karena toh Anda hanya memberi ancaman kosong. Sebaiknya ancaman segera diberlakukan apabila anak masih melakukan hal yang Anda larang.

3. Tidak kompak dengan papa. Suatu hari Anda sekeluarga makan bersama di resto favorit. Anda katakan pada anak-anak kalau mereka boleh pesan es krim jika hari itu tidak berkelahi. Di perjalanan, ternyata kakak dan adik berantem berebut mainan. Sayangnya, setelah makan selesai anak-anak merengek minta es krim dan Papa membolehkannya.

Wah, bila seperti ini, bisa-bisa Anda dicap ‘penjahat’ oleh anak-anak. Dan, parahnya, mereka bisa mudah membangkang, karena merasa akan dibela Papa. Karena itu, sebaiknya Anda bicarakan dengan suami kondisi ini sebelum anak-anak makin tidak terkontrol. Biasanya Papa tidak berniat menyepelekan cara mama mendisiplinkan, hanya cenderung ‘tidak kuat iman’ menghadapi rengekan. Buat daftar konsekuensi yang Anda berdua sepakati dan minta papa untuk selalu kompak.  

4. Terlalu sering menyogok. Bila anak membersihkan kamar, sogokan Anda, dia boleh main game satu jam lebih lama. Jika anak menghabiskan makan malamnya, dia boleh makan cokelat. Jika hampir setiap saat Anda menyogok agar anak melakukan sesuatu, dia kemudian tidak bisa membedakan mana sogokan dan mana kewajiban.

Sonia, Mama dari Depok mengeluh anaknya sekarang tidak mau makan kalau tidak diberi permen. Sebelumnya dia memang selalu menjanjikan permen jika anaknya mau makan.

5. Selalu marah. Menghadapi anak-anak memang butuh banyak kesabaran dan Anda hanyalah manusia biasa yang punya batasan. Ketika anak-anak nakal, Anda berteriak marah dan mencubitnya. Memberi rasa takut kepada anak tidak berarti membuatnya lebih disiplin. Mereka bisa ikut marah, berteriak dan melawan kata-kata Anda.


Jika anak mulai bertingkah yang membuat Anda emosi, tarik napas panjang dan tinggalkan ruangan sejenak. Bisa jadi anak dan mama butuh waktu untuk mendinginkan kepala. Saat mampu mengkontrol diri, Anda dapat menghadapi anak berperilaku buruk dengan lebih bijaksana. (Penulis: Fina Khairaty/foto:dok.feminagroup)


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia