Ketika Anda Ada Maunya...


 

Ketika Anda sudah menikah, hal yang paling berubah dari Anda adalah Anda tak lagi membuat keputusan untuk diri Anda sendiri. Melainkan, ada hal lain yang harus Anda kompromikan, yakni kondisi suami dan anak-anak di sekitar Anda. Ketika Anda menginginkan sesuatu, persetujuan suami menjadi sesuatu yang penting, begitu juga sebaliknya.
 
Sekalipun tak ada orang yang igin mengecewakan pasangannya dengan menolak permintaannya, akan tetapi kita juga harus menyadari bahwa tidak selamanya semua permintaan kita bisa diterima oleh pasangan. Bukan karena ia tak mau, akan tetapi ada alasan lain yang membuat permintaan itu jadi tak masuk akal baginya.
 
Kita coba ambil contoh: Anda dan sahabat Anda berencana nanti akan bepergian ke luar Pulau untuk berlibur ketika kondisi sudah memungkinkan. Hanya Anda dan teman-teman! Tanpa keluarga kecil kalian masing-masing. Tujuannya adalah untuk women’s day out. Anda dan sahabat Anda ingin memiliki waktu sejenak untuk bebas dari semua pekerjaan menjadi seorang ibu. Di samping itu, Anda dan yang lainnya ingin merayakan 20 tahun kebersamaan kalian.
 
Anda mungkin takut untuk mengajukan permintaan ini pada suami. Anda mungkin ragu apakah ia akan memberikan izin. Anda cemas suami Anda akan menganggap ide tersebut adalah sebuah pemborosan sehingga tidak akan diterima. Di samping itu, Anda takut suami Anda berpikir bahwa Anda egois dan mau bersenang-senang sendiri, atau bahkan takut dicap sebagai ibu yang tidak peduli pada anak-anaknya.
 
Wah…waah, sudah takut duluan sebelum bicara ya, Ma? Sebenarnya saat menjadi orang tua, Anda pasti sudah banyak mengorbankan kesenangan Anda. Maka, tak ada salahnya untuk bersenang-senang sebentar agar kembali dengan pikiran dan fisik yang lebih fresh. Hanya saja, masalahnya adalah bagaimana menyampaikan hal itu pada suami agar ia mengatakan “ya” dan tidak punya persepsi negatif pada Anda.
 
Daphne de Marneffe, Ph.D., psikolog sekaligus penulis The Rough Patch: Marriage and the Art of Living Together, mengatakan bahwa bagaimana cara kita meminta apa yang kita inginkan memengaruhi reaksi pasangan kita. Ia membagikan trik yang bisa Anda ikuti berikut saat akan menyampaikan keinginan Anda pada pasangan:


1. Katakan, “Apa kamu punya waktu sebentar? Aku mau bicara.”

Permintaan seperti ini tentu tak bisa dibahas sambil lalu saja seperti saat suami sedang bekerja atau saat ia tengah makan. Laki-laki sulit membagi fokus. Ini yang kemudian membuat Anda merasa ditolak duluan karena merasa bahwa pasangan Anda tidak mau mendengarkan.
 
Mempertanyakan kesediaan waktunya untuk bicara adalah sikap yang sederhana namun kuat. Ini bisa membuat pasangan Anda berpikir bahwa waktu dan perhatiannya sangat dibutuhkan.


2. Awali dengan Pujian

Sebelum mengataka apa yang Anda inginkan, sampaikan penghargaan Anda terhadap apa yang sudah diberikan pasangan pada Anda selama ini. Memulai dengan sesuatu yang positif, membuat Anda menciptakan iklim yang lebih nyaman dan mendorong suami lebih terbuka untuk mendengarkan. Anda bisa mencoba kalimat seperti, “Sayang, aku sangat menghargai betapa kamu selalu berusaha membuat aku terhibur dan kembali positif saat aku ada masalah.”

3. Baper

Baper atau bawa perasaan bisa dijadikan langkah untuk meminta sesuatu pada pasangan. Patut diingat, baper di sini bukan berarti Anda berharap dikasihani. Melainkan, Anda menyertakan bagaimana perasaan Anda saat mengomunikasikan permintaan Anda agar pasangan Anda bisa memahami lebih baik.
 
Anda bisa mengatakan, “Sayang, perjalanan ini sangat penting untukku. Aku rasa aku akan bisa mendapatkan me time dan kembali ke rumah dengan energi yang lebih baik. Tapi, aku khawatir kamu akan berpikir aku egois karena meninggalkan kalian dan takut dianggap boros.”  Keterbukaan seperti ini sangat penting. Ketika Anda menggambarkan dengan lebih detail perasaan dan isi pikiran Anda, alih-alih mengkritik, suami Anda akan lebih mampu memahami.


4. Ucapkan Terima Kasih

Berterima kasihlah padanya—sekalipun ia belum memberi persetujuan dan berjanji akan mempertimbangkannya. Terima kasih di sini Anda sampaikan pada pasangan sebagai penghargaan karena ia telah bersikap responsif mendengarkan Anda.

5. Tanyakan, “Apa yang bisa aku lakukan untukmu?”

Setelah menyampaikan apa yang ada di pikiran dan perasaan Anda, maka berikan timbal balik sebagai balasannya. Tanyakan, “apa yang bisa aku lakukan untukmu?” Misal, dengan mengatur pekerjaan asisten yang bisa membantunya mengurus anak selama Anda pergi. Atau, memutuskan bahwa ia dan anak-anak juga akan berlibur ke rumah kakek-nenek saat Anda pergi.
 
Silahkan dicoba, Ma.
 
 
Baca juga:
6 Tip Menjadi Suami Suportif Selama #dirumahsaja
4 Kesalahan komunikasi yang Sering Terjadi dalam Hubungan
Tip Agar Komunikasi Lancar Bagi Pasangan Sibuk
11Tip Tetap Produktif Selama Kerja dari Rumah (Bagian 1): Suami to the Rescue
6 Trik Meremajakan Hubungan Suami-Istri
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 
 
 
 
 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia