9 Definisi Mama Keren Zaman Now

tip menjadi mama asyik


Banyaknya tuntutan masyarakat kepada seorang ibu sering kali membuat perempuan meragukan dirinya sendiri mengenai apakah sudah menjadi ibu yang baik. Ibu sering dituntut untuk 100% fokus memerhatikan anak tanpa pernah lengah, menjaga rumah tetap bersih tanpa cela, tidak pernah absen menyediakan beragam makanan untuk keluarga, selalu dalam mood yang baik, serta tampil menawan. Percayalah, itu semua mustahil untuk dicapai bersamaan!
 
Baca juga: 6 Penyebab Umum Stres yang Menimpa Mama
 
Di luar sana, ada ibu yang rumahnya sangat bersih, tapi ada yang membantu menjaga anaknya. Ada ibu yang selalu masak makanan sehat, tapi rumahnya berantakan. Ada ibu yang full mengurus anak, tapi baju dilempar ke laundry. Semuanya tidak ada yang salah. Semua itu tidak membuat seorang ibu menjadi kurang.
 
Tuntutan masyarakat kepada seorang ibu membuat seorang perempuan jadi selalu merasa bersalah. Ada baiknya kita mencoba merumuskan ulang definisi mama keren zaman now yang bebas dari tuntutan masyarakat yang sering kali tak masuk akal.
 
Mama keren zaman now adalah mama yang…


1. Mencintai Diri Sendiri 
Ma, setiap dari Anda adalah berharga dan layak. Tak perlu membandingkan diri sendiri dengan mama-mama lainnya. Anda tidak pernah tahu bagaimana kehidupan orang lain yang sesungguhnya. Anda hanya melihat sebagian dari luarnya saja. Carolyn Wagner, terapis spesialis kesehatan mental maternal di Chicago, AS mengatakan bahwa membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara negatif dapat mengakibatkan kecemasan dan depresi.

Cobalah untuk melihat ke dalam diri Anda sendiri, menerima segala hal sebagai anugerah yang harus disyukuri, dan mulai mencintai diri sendiri. Kita tidak akan bisa memberikan cinta yang lebih baik kepada orang lain, baik itu anak, suami, atau keluarga, jika kita tidak mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah kunci.
 
Baca juga: 7 Hal yang Harus Dilakukan Setiap Ibu untuk Menjaga Kesehatan Mental


2. Punya Waktu untuk Self Care
Mungkin ada yang akan bilang, “Aduuuh, mana bisa? Secara, kita, kan, ngurus anak dan rumah 24 jam.” Seharusnya pertanyaan ‘mana bisa?’ diganti dengan ‘bagaimana supaya bisa?’.
 
Apa yang Anda lakukan saat ini adalah pekerjaan dengan tingkat stres tinggi. Sebagai seorang mama, Anda dituntut untuk bisa multitasking, memecah konsentrasi, dan melakukan banyak hal dengan cepat. Tentu saja itu semua menjadi sumber tekanan bagi Anda. Oleh karenanya, Anda perlu untuk self care.
 
Katherine King, Psy.D., asisten profesor di William James College, Newton, Massachusetts mengatakan bahwa self care bukan berarti harus pergi ke spa, liburan, atau jalan-jalan. Menurutnya, self care adalah memberi jeda pada diri sejenak untuk mengutamakan diri terlebih dulu. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara apa pun, mulai dari ngopi sendirian, menulis buku harian, atau menulis gratitude list.
 
Baca juga: 3 Kekeliruan Tentang Self Care


3. Mentransfer Body Positivity ke Anak
Mama keren adalah yang percaya bahwa dirinya memiliki citra tubuh yang positif. Mama keren zaman now memahami betul bahwa tak ada standar tunggal atas kecantikan. Cantik itu beragam. Cantik tidak harus selalu langsing, berkulit putih, atau berambut lurus.
 
Mama keren meyakini bahwa setiap perempuan itu cantik dengan bentuk tubuhnya masing-masing. Dan, prinsip itulah yang ditransfer kepada anak-anaknya.
 
Pandangan kita atas tubuh sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Oleh karenanya, mengajarkan anak-anak hal ini sejak kecil akan sangat berdampak positif. Kerry Heath, NCC LPC-S, NCC , CEDS-S, terapis dan konselor eating disorder di Phoenix, Arizona, AS mengatakan, “Jika anak-anak tidak belajar untuk merasa percaya diri dengan tubuh mereka dan tidak diajarkan bahwa semua tubuh dapat diterima, mereka berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan makan, suasana hati, dan gangguan kecemasan.”  


4. Mempraktikkan Mindfulness
Mama keren zaman now adalah yang mempraktikkan mindfulness. Mindfulness membuat mama lebih bisa mengatur emosi, menurunkan emosi negatif, serta lebih empati, dan lebih bijak mengambil keputusan. Melanie Greenberg, Ph.D., penulis The Stress-Proof Brain: Master Your Emotional Response to Stress Using Mindfulness and Neuroplasticity, mengatakan bahwa tingkat mindful yang lebih tinggi dapat menghasilkan hubungan yang lebih baik serta membuat orang yang terlibat di dalamnya lebih bahagia.
 
Ketahui juga 8 Cara Seru Melatih Mindfulness pada Si Kecil
 

5. Menghindari Diet Tidak Sehat
Mama keren zaman now lebih pintar dan lebih jago mencari informasi mengenai mana diet yang lebih sehat dan bermanfaat untuk tubuhnya. Mereka tidak sembarang menerapkan diet tidak sehat yang berujung menyiksa.
 
Baca juga: Perut Jadi Rata Karena Olahraga atau Diet?
 

6. Cerdas Finansial
Mama keren juga jago dalam mengelola keuangan keluarga. Mereka paham pos anggaran yang ideal untuk menjaga keuangan keluarga tetap sehat. Jika berkesempatan, Mama juga bisa mengaktualisasikan diri untuk mencari penghasilan tambahan.

7. Tidak Buang-Buang Sampah Makanan
Mungkin hal ini tidak begitu kita sadari. Tapi, pernah tidak kita berpikir, masakan kita yang tidak habis akan lari ke mana setelah diangkut dari bak sampah di depan rumah? Sebagai manajer utama dapur, mama juga perlu mengontrol arus makanan agar tidak sampai ada sampah makanan. Sebab, sampah makanan turut berkontribusi terhadap perubahan iklim. Menurut laporan dari World Resources Institute (WRI), limbah makanan bertanggung jawab atas 8% dari emisi gas rumah kaca tahunan.

Mulai sekarang, harus lebih tepat menentukan porsi memasak agar tidak kebanyakan dan berujung di tempat sampah. Juga, harus lebih bijak belanja. Kalau semua sesuai porsi, tentu belanja juga jadi lebih hemat.

8. Selalu Update Ilmu Parenting
Menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya. Akan tetapi, Mama tetap perlu mengikuti wacana parenting yang sedang berkembang agar selalu update. Hindari membuat kebijakan hanya berdasarkan ‘katanya’.

9. Mempraktikkan Komunikasi Asertif, Tidak Hobi Ngode
Tidak sedikit Mama yang hobi ngode. Kalau ditanya suami, bilangnya, “Nggak apa-apa.” Padahal, sih, lagi kenapa-kenapa. Tidak ada orang yang bisa membaca pikiran Anda. Oleh karenanya, lebih baik bila disampaikan langsung.
 
Gunakan komunikasi asertif dengan “I Statement untuk menyampaikan pikiran dan perasaan Anda. I statement ini juga berrtujuan untuk membangun komunikasi yang lebih sehat dan tidak menyudutkan pasangan. Misalnya, alih-alih mengatakan, “Kamu nggak peka banget, sih, nggak mau bantu ngurus anak?”, lebih baik katakan, “Aku akan merasa sangat terbantu kalau kamu mau memandikan anak-anak saat aku masak.”
 
Baca juga:
Ibu Sering Merasa Terisolasi, Ini 6 Langkah Mengatasinya
7 Manajemen Stres untuk Mama
Balada Stay at Home Mom (SAHM)
Perasaan Bersalah Ibu Bekerja Pemicu Stres Kronis
Bahagianya, Ini 4 Tanda Pernikahan Ideal
8 Indikasi Masalah Keuangan dalam Pernikahan
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK




 


Topic

#duniamama #selfcare

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia