Cara Menanggapi Pertanyaan Anak

Pusing, kewalahan, dan jengkel menghadapi pertanyaan anak yang bertubi-tubi? Sabar, Ma, jangan marah dulu, atau buru-buru memberi jawaban yang berpotensi mematikan rasa ingin tahu anak.

Anak-anak punya kecenderungan memandang berbagai benda atau fenomena di sekitarnya dengan penuh rasa ingin tahu. Ia akan berpikir dan memberi makna pada hal-hal yang ditangkapnya. Ellen Galinsky, President dan Co-Founder Families and Work Institute (FWI), serta penulis buku Mind in the Making, mengatakan bahwa berpikir kritis adalah salah satu dari keterampilan hidup paling penting yang dibutuhkan setiap anak.

Masalahnya, tak semua orang tua mampu dan mau mendidik anaknya agar memiliki kemampuan berpikir kritis. Padahal, tidak sulit mendidik anak agar berpikir kritis. Ini dia caranya:

1. Biarkan anak bermain
Bermain adalah salah satu sarana belajar. Tahukah Anda bahwa bermain dengan gelembung sabun bisa jadi sarana bagi anak untuk belajar soal science? Tak hanya melalui pengamatan terhadap gelembung sabun, tapi juga air yang jatuh dari kran, air yang beriak di dalam bak mandi, bahkan sabun batang yang makin lama makin mengecil seiring sering dipakai.

2. Ajukan pertanyaan terbuka
“Dari mana datangnya adik bayi?” Untuk melatih kemampuan berpikir kritis anak, saat mereka menanyakan sesuatu yang membingungkan, usahakan untuk tidak langsung memberikan jawaban. Sebaliknya, jawab pertanyaan mereka dengan pertanyaan lain yang memancing mereka untuk menjawab sendiri pertanyaan itu. Misalnya, menjawab pertanyaan di atas dengan “Kalau telur ayam darimana keluarnya?”

3. Jangan hentikan pertanyaannya
 Jika Anda terbiasa mematikan rasa ingin tahunya, jangan heran ketika Anda mengatakan, “Banjir datang karena hujan deras”, anak akan merasa ketakutan setiap kali hujan turun karena khawatir rumahnya akan kebanjiran.

4. Dukung cara pandang yang berbeda
Dukung anak untuk memandang segala persoalan dari cara pandang yang berbeda, agar ia dapat menjadi pemecah masalah yang kreatif ketika dewasa. Anda juga dapat membantu dengan cara menawarkan alternatif lain saat ia menemui suatu masalah. Atau, ketika ia memiliki pendapat berbeda dari teman-temannya, beri ia semangat untuk tetap percaya diri.

5. Kemampuan mencari jawaban sendiri

Ajak anak untuk mendapatkan jawaban atau informasi tambahan dari sumber lain agar ia punya banyak pilihan jawaban. Misal, memintanya bertanya pada papa, om, bahkan mesin pencari di internet.

6. Menunjukkan hubungan sebab akibat
Membangun landasan berpikir pada anak juga penting dilakukan. Salah satu cara melatihnya adalah dengan menunjukkan hubungan sebab akibat secara sederhana, supaya ia mengetahui bahwa ada suatu proses yang mengawali sebuah kejadian. Misal, ketika ia bertanya, “Kenapa aku harus sarapan?” Anda dapat menjawabnya dengan “Sarapan ibarat mengisi bensin pada mobil yang mau dipakai. Bagaimana mobil bisa dipakai kalau bensinnya kosong?”


Foto : TPG News

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia