Kencan Berdua Anak ke Amsterdam

Cuaca awal tahun yg dingin tidak menghalangi saya, Fina Khairaty, traveling berdua si sulung, Jasmine (5,5). Kebetulan musim dingin adalah off-peak season untuk berwisata ke Amsterdam.

Ini berarti penghematan. Selain itu, kita bisa lebih puas menikmati beberapa obyek wisata karena tidak terlalu ramai. Selain Amsterdam, kami juga sempat singgah di kota nelayan Volendam dan kota keju Edam.

Walaupun ibukota resmi Belanda adalah DenHaag, Amsterdam menarik lebih banyak pengunjung. Kanal-kanal yang tersebar di penjuru kota dan masih aktif digunakan terlihat begitu romantis.

Tidak salah kalau kanal-kanal itulah daya tarik utama Amsterdam yang juga disebut Venesia di Timur (Eropa). Karena alasan itu juga, saya bersikeras untuk mencari hotel tepat menghadap kanal tepatnya di jalan Prisengracht. Apa lagi yang bisa dilakukan di Amsterdam?  

Di antaranya adalah:

Naik tram
Buat Jasmine, tram sangat menggoda untuk dicoba. Di pusat kota Amsterdam ada banyak tram berseliweran dan melewati tram stop hampir setiap menit. Dengan harga sekitar €2 (€1 = Rp13.400), Anda bebas naik turun selama 1 jam. Kartu dengan chip sebagai tiket sekali pakai bisa dibeli di atas tram.  Anda tinggal menempelkan kartu tersebut pada pembaca kartu di depan kondektur.



Dalam perjalanan tram dari hotel menuju Damrak (stasiun pusat) kami melewati berbagai gedung cantik, beberapa high-street (pusat belanja) dan yang pasti menyeberangi kanal-kanal lewat jembatan. Karena tram tidak ngebut kita bisa sekaligus mendapat banyak foto dengan hasil cukup baik.

Kanal
Pastikan Anda punya foto di depan kanal. Bagi saya, foto di kanal saat bermatahari ria atau penuh lampu malam memiliki keindahan tersendiri. Jika ada waktu, kita bisa naik canal tour atau naik perahu kanal melewati beberapa pemberhentian. Beberapa jalur kanal juga melewati obyek wisata popular, termasuk rumah saksi sejarah Nazi Anne Frank, Leidseplein, Damrak, museumsplei, dan flower market.



Rijstafel
Walaupun isinya adalah masakan Indonesia, rasanya tidak afdol ke Belanda tanpa mencobanya. Cara makan ala rijstafel memang dipopulerkan orang Belanda. Ketika menduduki Indonesia, mereka mengenal begitu banyak makanan lezat. Rijstafel adalah cara mereka dapat mencicip berbagai jenis masakan tanpa menjadi terkalu kenyang.

Ada banyak restoran Indonesia di sekeliling Amsterdam yang menyediakan menu ini. Satu porsi rijstafel terdiri dari nasi putih dan minimal 6 jenis lauk pauk. Setiap lauk pauk di hidangkan terpisah dengan piring-piring kecil. Kami sangat puas makan di Sampurna, salah satu kedai menyediakan rijstafel, yang kebetulan kami lewati, terletak di depan pasar bunga.

Citarasa masakan tidak terlalu dikompromikan ke lidah asing. Rendangnya masih terasa pedas atau ayam rujaknya cukup menggigit.

Jasmine menghabiskan semua porsi semur daging dan sate ayam. Pemilik dan pelayan di Sampurna adalah orang Indonesia asli. Berbeda dengan beberapa restoran dengan menu rijstafel yang dimiliki oleh keturunan Belanda dari Suriname. Satu porsi cukup untuk satu dewasa dan satu anak, dengan meminta tambahan nasi putih. Harga €21.



Total perjalanan kali ini cukup singkat, hanya 2 hari 1 malam (di akhir minggu), namun kenangan yang membekas sama sekali tidak singkat. Yang penting diingat dengan mengajak anak kita perlu mempertimbangkan faktor lelah, luangkan waktu duduk istirahat setiap beberapa jam.

Saat berjalan kaki pilih rute perjalanan yang ramai, ajak ia bercakap-cakap sebanyak mungkin mengenai hal baru yang dilihatnya dan bawa mainan kesukaan anak untuk menemani saat jarak tempuh berdurasi panjang. (Penulis: Fina Khairaty/Foto: dok. pribadi)
 
Baca juga: Ajak Anak Liburan ke Perth, Seru!

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia