Lawan Penuaan Dini dengan Stem Cell


Kemunculan penyakit degeneratif (jantung, stroke, diabetes, dan sejenis penyakit mematikan lainnya) seolah tak dapat dicegah seiring dengan bertambahnya usia. Dengan kata lain, semakin tua usia seseorang, semakin besar risiko terserang penyakit. Pola hidup yang tidak sehat di usia muda, bisa jadi salah satu  penyebabnya. Namun, alasan yang paling mendasar adalah menurunnya kemampuan sel dalam tubuh untuk beregenerasi. Sel yang tidak beregenerasi ini, kemudian menjadi sel yang rusak atau mati, dan akibatnya fungsi organ tubuh tertentu akan mengalami penurunan atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.

Contoh sederhana yang sering kita lihat yaitu  tanda-tanda penuaan pada kulit. Kerutan di usia muda, tidak sebanyak di usia tua. Hal ini disebabkan sel yang bertugas menjaga elastisitas kulit, telah banyak yang mati tanpa disertai dengan pembaruan sel tersebut.

Berangkat dari permasalahan di atas, para ilmuwan memperkenalkan terapi stem cell. Yaitu metode pengobatan yang dilakukan dengan cara memasukkan sel induk ke dalam tubuh pasien. Sel induk ini yang nantinya bertugas menjadi sel baru menggantikan sel yang telah mati. Menurut  Dr. dr. Fonny Josh, SpBP-RE(KBM), yang ditemui di acara Pertemuan Ilmiah Tahunan 2016 beberapa waktu lalu, “Stem cell memiliki sifat yang unik dengan mampu berkembang biak dan membelah diri sebagai self renewal. Begitu dimasukkan ke dalam tubuh, stem cell juga akan menuju ke titik lokasi yang sakit dan memiliki viabilitas jangka panjang.”

Sumber stem cell bisa ditemukan pada darah dalam plasenta, tali pusar, dan sumsum tulang belakang. Setelah itu dilakukan pengembangbiakan dengan cara isolasi dan membutuhkan waktu kurang lebih 30 hari. Dalam prosesnya, tidak semua sel tumbuh menjadi sel yang sehat. Sehingga diperlukan pemilihan terlebih dahulu sebelum digunakan ke tubuh pasien.

Di Indonesia, terapi stem cell telah dikenalkan sejak beberapa tahun lalu. Namun, karena harganya yang relatif mahal, baru kalangan tertentu saja yang mengetahuinya. Ketika ditanya mengenai produk stem cell buah-buahan yang banyak dijual di pasaran, Fonny menjelaskan,” Stem cell hanya didapat dari transplantasi darah makhluk hidup. Penyimpanannya pun harus melalui media khusus dengan suhu minus 80 derajat celcius. Jadi tidak mungkin ada sel hidup yang dimasukkan ke botol biasa dan disimpan pada suhu ruangan. Sel hidup tersebut tidak bisa menerima perlakuan seperti itu. Karena tentu ia akan mati,” ujarnya. “Kalau ada orang yang mengatakan menjual stem cell dari buah-buahan, itu mungkin ekstraksi. Jika dikonsumsi pun, efeknya mungkin hanya sebatas layaknya minum vitamin. Tentu hasilnya juga berbeda jauh dengan yang menjalani terapi.”

Mengenai biayanya, Fonny yang juga menjalani profesi sebagai ahli bedah plastik ini, menyebutkan kisaran angka 60 juta rupiah. Tergantung dari jenis terapi dan berapa banyak stem cell yang perlu diaplikasikan. Meskipun mahal, hasil dari terapi ini pun sangat memuaskan. Misalnya pada pasien dengan penyakit karena kerusakan organ tubuh tertentu. Setelah menjalani perawatan, tidak hanya pulih dan kembali sehat, tapi juga merasa lebih muda.

Seiring dengan semakin meluasnya kebutuhan para wanita untuk tampil menarik, stem cell juga digunakan sebagai problem solving  untuk memperbaiki masalah kecantikan. “Stem cell bisa dimanfaatkan untuk mendapat efek anti ageing sehingga hasilnya kulit lebih glowing.” Mengenai hal ini Fonny memberikan tips untuk menghindari tindak penipuan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan mengecek nama dokter di laman www.cekdokter.com. Website ini menyediakan pencarian nama-nama dokter sekaligus bidang keahliannya, sehingga memungkinkan calon pasien untuk mengetahui legalitas ijin praktek dokter yang bersangkutan. Selain itu, jika ingin menjalani terapi stem cell, Fonny menyarankan agar langsung mendatangi rumah sakit yang pasti akan ditangani oleh dokter yang terpercaya. (Alika Rukhan

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia