Mencegah kanker payudara

Di berbagai penjuru dunia, para wanita terus meningkatkan kewaspadaannya terhadap pembunuh nomor 1 ini. Berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui:

Memiliki bayi  Risiko terkena kanker payudara menurun jika anak pertama lahir ketika Anda berusia di bawah 30 tahun, serta bila jumlah anak lebih dari 1. Kehamilan membantu mematangkan jaringan payudara, melindunginya terhadap zat pemicu kanker. Sedini mungkin perlindungan terbentuk, semakin lama Anda  terlindungi.  Silakan hamil lagi.

Menyusui
menurunkan risiko sekitar 6% (bila menyusui selama 1 tahun) dan 11% (selama 2 tahun)    Pemberian ASI eksklusif mengurangi fluktuasi estrogen. Karena estrogen bisa memicu beberapa jenis kanker, sebaiknya Anda tidak ‘berurusan’ dengan hormon ini. Pemberian ASI yang tidak eksklusif tidak akan memberi hasil yang sama.    Teruslah menyusui bayi Anda. Setiap bulannya, ia akan semakin kuat.

Penelitian terhadap 9.000 wanita menemukan, pil KB tidak menyebabkan kanker payudara. Namun, Anda harus berpikir lebih panjang jika minum pil KB di akhir 30-an dan 40-an tahun, sebab ada tambahan estrogen. Jika Anda berusia di bawah 35 tahun, tenang saja. Di atas 35? Bertanyalah pada dokter tentang metode (seperti IUD) yang tidak meningkatkan risiko Anda.

Berat badan berlebih akan meningkatkan risiko. Sel lemak memroduksi estrogen, yang bisa meningkatkan risiko Anda, terlebih bila Anda masih kegemukan saat  menopause. Wanita yang berat badannya naik lebih dari 20 kg ketika hamil, berisiko lebih tinggi  terkena kanker. Ini karena kelebihan estrogen dari  lemak tubuh.  Buatlah rencana diet-dan-olahraga baru. Jika hamil, berkonsultasilah pada dokter tentang cara mengontrol pertambahan berat agar tetap dalam batas normal.

Tidak berolahraga maka risiko meningkat. Berat mudah melonjak. Latihan berintensitas sedang sekalipun, seperti jalan cepat selama 1/2 jam per hari, bisa memangkas risiko Anda. Gerakkan tubuh.  Anda akan merasa dan menjadi lebih sehat.
  
PAR 0307

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia