Minyak Aromaterapi, Amankah Untuk Anak?


Tentu Anda masih ingat, Ma, ketika masa kecil dulu, orang tua sering mengaplikasikan sejenis cairan untuk melindungi kita dari gigitan serangga, masuk angin, dan menghangatkan badan. Beberapa tahun terakhir, perkembangan essential oil yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan minyak atsiri, semakin populer di kalangan masyarakat urban dengan digunakan sebagai pengharum ruangan maupun berbagai terapi kesehatan fisik dan jiwa.

Namun, baru-baru ini sebuah penelitian di Tennesse Poison Center (TPC) mengungkapkan bahwa penggunaan minyak atsiri (cengkeh, lavender, eucalyptus, thyme, tea tree oil, dsb.) - justru berpotensi membahayakan anak. Alasannya, minyak yang berasal dari tanaman dan digunakan dalam produk aromatik dan homeopati, dapat menyebabkan keracunan bila dikonsumsi.

Menurut Dr. Justin Loden, salah seorang pakar di TPC,” Dalam toksikologi, suatu zat dinyatakan beracun, sangat bergantung pada dosisnya. Anak-anak yang mengalami keracunan, biasanya disebabkan mereka mencoba menelan minyak atsiri, kemudian karena rasanya pahit, ia muntahkan, lalu tersedak. Tapi, cairan itu sudah meluncur melewati mulutnya, masuk ke saluran udara dan mengenai paru-paru. Hal inilah yang dapat mengakibatkan pneumonia.” Loden menambahkan efek samping yang disebabkan oleh minyak atsiri ini juga bisa terjadi karena aplikasi yang berlebihan pada kulit anak. “Permukaan kulit anak lebih tipis dibandingkan orang dewasa, sehingga memiliki daya serap yang lebih tinggi terhadap apapun yang dioleskan di atasnya.”

Lourda Hutagalung, pakar aromaterapi dan spa, tidak sepenuhnya setuju dengan Loden. Menurutnya, “Konsep penggunaan minyak atsiri sudah dikenalkan oleh nenek moyang kita sejak dahulu kala. Sebelum adanya teknologi penyulingan ekstrak tanaman, orang tua mengaplikasikan bahan alami dari minyak kelapa ke anak-anaknya. Jadi, minyak atsiri itu sebenarnya baik dan bermanfaat untuk anak. Justru yang perlu diperhatikan adalah kemurnian minyak atsiri itu sendiri.” Untuk mengetahui apakah minyak itu murni atau sintetis, Lourda memberikan tips di antaranya:
  • Minyak atsiri yang murni, dikemas dalam botol kaca berwarna gelap. Ini untuk melindungi komponen zatnya yang bersifat volatile - sangat mudah menguap. Anda patut curiga jika essential oil ditempatkan dalam botol terang.
  • Misalnya untuk menghasilkan setetes minyak melati murni, diperlukan berkilogram bunga melati. Selain itu, ekstraksi dalam proses penyulingannya menggunakan teknologi canggih, maka  minyak atsiri murni seharusnya dibanderol dengan harga yang mahal. Jangan mudah percaya pada minyak atsiri yang dijual dengan harga puluhan ribu rupiah saja.  
  • Karena mengandung konsentrat tinggi, kemasan minyak atsiri selalu dilengkapi dengan dropper sebagai alat tetes ketika akan diaplikasikan.
  • Di outlet penjualan minyak atsiri, Anda berhak untuk menanyakan apakah produk minyak atsiri itu murni, dengan meminta penjaga menunjukkan sertifikat dari laboratorium kromatografi yang menjamin keaslian produk tersebut.
 
Jalan tengahnya, untuk mendapat manfaat essential oil tanpa membahayakan anak, sebaiknya Anda memperhatikan saran Loden,” Usahakan untuk meletakkan dan menyimpan essential oil di tempat yang aman dari jangkauan anak.” Apabila sampai ada kejadian anak menelan minyak atsiri, ada beberapa langkah yang disarankan oleh Lourda,"Pertama, beri anak minum segelas air hangat, kemudian bawa anak berendam di air hangat selama kurang lebih lima menit. Jika terjadi gejala yang lebih serius, segera bawa anak ke dokter penyakit dalam untuk pemeriksaan lebih lanjut." Selain itu, sebelum diaplikasikan ke kulit, lihat dulu kemurniannya. “Minyak atsiri sintetis dikhawatirkan telah dicampur dengan zat-zat kimia lain. Alih-alih memberi manfaat pengobatan, malah justru merugikan,” imbuh Lourda. (foto: dok parenting)
 
 
 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia