Kenali Pengawet Kimia dalam Makanan


Asam merupakan salah satu jenis pengawet yang cukup banyak digunakan dalam industri makanan. Hal ini karena mikroba bersifat sensitif terhadap asam. Asam dalam bahan pangan dapat dihasilkan dengan menambahkan kultur pembentuk asam, atau menambahkan langsung asam sitrat atau asam fosfat. Beberapa makanan seperti tomat, air jeruk dan apel mengandung asam yang masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda-beda sebagai bahan pengawet. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan derajat keasaman (pH). Asam yang dikombinasikan dengan panas akan menyebabkan panas tersebut lebih efektif terhadap mikroba. Beberapa jenis asam yang biasa digunakan untuk pengawet makanan antara lain:
  • Benzoat (dalam bentuk asam, garam kalium atau natrium benzoat), biasa digunakan untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap, sari buah, saus tomat, saus sambal, selai, jelly, manisan, dan agar.
  • Propionat (dalam bentuk asam, garam kalium atau natrium propionat), biasa digunakan untuk roti dan keju olahan.
  • Nitrit dan nitrat (dalam bentuk garam natrium atau kalium nitrit dan nitrat), biasa digunakan sebagai pengawet untuk daging olahan seperti sosis, kornet dalam kaleng, atau keju.
  • Sorbat (dalam bentuk garam kalium atau kalsium sorbat), yaitu bahan pengawet untuk margarin, sari buah konsentrat, dan keju.
  • Sulfit (dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit atau metabisulfit), biasa digunakan sebagai bahan pengawet untuk potongan kentang goreng, udang beku, konsentrat sari nanas.
Tip:
- Ketika berbelanja di supermarket, gerai makanan beku sebaiknya dikunjungi paling akhir sebelum membayar ke kasir, agar makanan tetap beku sesampainya di rumah. Jika makanan keburu mencair, jangan memasukkannya ke dalam freezer, lebih baik didinginkan (diletakkan di kulkas bagian bawah), untuk dimasak secepatnya.

- Meski aman untuk dikonsumsi, makanan kaleng telah mengalami penurunan nilai gizi yang cukup signifikan dibanding bahan makanan segarnya, karena diolah dengan suhu tinggi. Produk makanan kaleng umumnya akan kehilangan cita rasa segarnya. Pemanasan suhu tinggi juga akan menurunkan nilai gizi produk, khususnya komponen yang mudah rusak oleh panas seperti vitamin dan lemak tak jenuh. Namun para produsen umumnya melakukan fortifikasi (penambahan) vitamin dan nutrisi lainnya untuk mengganti kehilangan tersebut.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia