Melalui Instagram, kita bisa menyimpan momen seru bersama anak seperti layaknya sebuah album foto online. Sangat praktis!

Dengan menambah hashtag-hashtag di setiap postingan foto, seluruh orang di dunia dapat melihatnya. Menariknya, kini banyak akun media sosial yang dimiliki anak-anak, dengan jumlah follower ribuan bahkan lebih.

Sisi baiknya, cukup dengan posting foto sekreatif mungkin, anak bisa menjadi populer dan menginspirasi anak-anak lainnya. Tapi, Anda juga perlu tahu apa saja yang sebaiknya dihindari, demi melindungi anak.

Do's:
1.    Posting foto atau objek yang menarik. Seperti saat si kecil sedang berada di lokasi atau tempat makan yang sedang hit.
2.    Kualitas foto yang terbaik dan angle yang enak dilihat. Hasilnya tidak kabur, cahayanya pas, dan jelas dilihat. Lebih bagus lagi, jika mama atau papa bisa menguasai teknik fotografi.  Pasti hasil fotonya lebih keren.
3.    Candid. Jepretan yang diambil tanpa dibuat-buat, akan tampak lebih natural.
4.    Pakai hashtag yang sesuai. Jika ingin foto yang di-posting banyak yang melihat, coba pakai hashtag yang sering dipakai dan sesuai dengan objek yang difoto. Misal, foto si kecil sedang memakai pakaian yang keren di hari itu bisa menggunakan #ootd, atau jika foto makanan yang enak dan menggiurkan bisa menggunakan hashtag #foodporn dan lain-lainnya.

Don’ts:
1.    Don’t expose too much. Misal, jangan paksa si kecil jika dia tidak mau difoto. Kadang harapan orang tua ingin agar anaknya terlihat keren dengan arahan Anda tapi perhatikan juga mood dan kondisi fisiknya, ya.  
2.    Memakai hashtag terlalu banyak dan tidak lazim. Misal #Anak #saya #paling #keren #kan. Oh, tidaaaak! itu sangat mengganggu, Ma.
3.    Posting foto yang bisa mengundang kriminalitas. Misal si kecil sedang sendiri di rumah dengan pengasuhnya saja tanpa orang tua.
4.    Foto anak telanjang. Misal, anak sedang mandi atau telanjang bulat.
5.    Menulis caption dengan kata-kata kasar. Misal berbau SARA, menghina dan menyinggung orang lain. A big no!