4 Tipe Mama Ini Rentan Alami Stres Pasca Melahirkan


Tidak semua mama yang melahirkan berpotensi mengalami Post Partum Depression (PPD) maupun Post Partum Psychosis (PPP), atau yang biasa dikenal dengan stres pasca melahirkan. Menurut Anna Surti Ariani (Nina), ada orang-orang yang cenderung rentan mengalami PPD dan PPP.

Pertama, yang sejak sebelum hamil pernah mengalami depresi. “Calon ibu yang saat remaja pernah mengalami persoalan berat hingga depresi atau pernah mencoba bunuh diri, sering PMS (premenstrual syndrome) hingga kesakitan luar biasa, memiliki siklus menstruasi yang acak-acakan, termasuk berisiko mengalami PPD,” jelas Nina.

Kedua, mama yang saat hamil memiliki masalah pernikahan yang berat, seperti, diancam bercerai, menikah karena hamil di luar nikah dan tak bisa diterima oleh keluarga, bertengkar hebat dengan keluarga mertua, mendadak jauh dari keluarga padahal tidak memiliki kemampuan mengurus diri sendiri, suami tiba-tiba meninggal, dan mama yang mengalami KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).

Ketiga, mama yang mengalami baby blues dan kurang mampu mengurus diri sendiri maupun bayinya, lalu ditambah dengan kurangnya support system yang memadai. “Bayangkan saja, sudah mengalami tekanan psikologis karena perubahan hormonal pasca melahirkan, bayinya kurang terurus, masih diperberat dengan tugas-tugas yang menyebabkan ia sangat kurang beristirahat,” jelas Nina.

Keempat, mama yang mengalami proses hamil dan melahirkan bermasalah sehingga ia harus bed rest lebih lama dan kondisi psikologisnya sulit pulih. Semua faktor-faktor risiko ini dapat menjadi berat maupun berakumulasi sehingga stres maupun depresi yang dialami seorang mama pun semakin berat. Kendati demikian, kasus PPD maupun PPP ini tidak selalu terjadi pada mama yang pernah PPD, begitu pun sebaliknya.

Foto: Pixabay

Baca juga : Kecemasan Ibu Setelah Melahirkan

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia