Jennifer West: “Saya Tak Tahu Kalau Hamil...”

Ternyata, ada calon mama yang tak merasakan gejala dan tanda-tanda kehamilan apapun, bahkan tidak menyadari akan melahirkan. Yuk, simak kisah Jennifer West berikut ini.
     
Di kehamilan keduanya, Jennifer West, mama 1 anak dari Wisconsin yang akrab disapa Jennie, tidak merasakan gejala kehamilan sama sekali. Satu-satunya perubahan yang disadarinya adalah berat badannya terus naik setiap bulan (dengan tumpukan lemak yang terkonsentrasi di bagian perut).

Beberapa kali, Jennie merasa masih mendapat haid, walau hanya berupa bercak selama 2 - 3 hari. “Itu sebabnya mengapa saya sama sekali tidak tahu kalau saya hamil hingga saatnya melahirkan! Saya berangkat ke rumah sakit ketika bagian perut nyeri hebat. Saya pikir, kista di rahim yang pernah tumbuh beberapa tahun lalu kembali mengganas,” tuturnya.

Dengan bantuan Doppler atau alat yang biasa digunakan untuk mendengar detak jantung janin, perawat di rumah sakit berusaha mendengarkan suara aliran darah di dalam rahimnya. Hati Jennie langsung mencelos begitu mendengar suara ‘dug, dug, dug…’ dari alat Doppler.

Perawat yang menanganinya berkata, “Suara itu bisa saja mengindikasikan adanya tumor, tapi bisa pula detak jantung bayi lho.”

Jennie semakin panik ketika dokter datang, melakukan pemeriksaan dalam, dan berkata, “Anda akan segera melahirkan dalam waktu beberapa jam lagi. Sekarang, sudah bukaan delapan.”

Melahirkan? Bagaimana mungkin? Selama sembilan bulan ini, ia tetap haid (meski tidak teratur). Ia dan suaminya juga tak pernah lupa menggunakan kontrasepsi. Berbagai pertanyaan terus menggantung di benak Jennie. Meski akhirnya ia merasa bahagia dan bersyukur karena anak laki-lakinya lahir sehat dan selamat, Jennie mengaku trauma dengan kehamilan keduanya ini.   

Bagaimana Jennie bisa sampai tidak menyadari kehamilannya? Brent Kelley, M.D., dokter yang menangani persalinan Jennie di Hayward Area Memorial Hospital, Wisconsin, menjelaskan, Jennie pernah datang ke RS dengan keluhan flu saat kehamilannya diperkirakan berusia 8 minggu.

Menurut Kelley, bisa jadi, gejala flu yang dialami Jennie adalah salah satu dari keluhan morning sickness yang umum dialami wanita di awal kehamilan. Lalu, darah yang dianggap Jennie sebagai haid, sebenarnya bukanlah darah haid. Menurut Kelley, darah tersebut mungkin saja disebabkan kelainan kehamilan, seperti plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir), namun tidak disadari oleh Jennie.

Selain itu, gerak-gerik bayi di trimester kedua dan ketiga yang biasanya dirasakan kebanyakan wanita hamil, hampir tidak dirasakan Jennie. Hasil observasi Kelley menunjukkan, Jennie memiliki bentuk rahim yang miring, dimana puncak rahim mengarah ke belakang (bukan lurus ke atas seperti wanita normal).

Nah, satu-satunya hal yang Jennie sadari adalah kenaikan berat badannya yang mencapai 10 kg selama 9 bulan terakhir! ”Saya menduga. kenaikan berat badan ini disebabkan faktor usia saya yang sudah menginjak 30-an,” katanya. Ia bahkan pernah mencoba menurunkan berat badannya dengan cara bersepeda dan diet, meski tidak berhasil.

“Syukurlah, bayi saya sehat dan tidak mengalami komplikasi apapun. Karena tak tahu hamil, saya sama sekali tak pernah memikirkan asupan nutrisi untuk janin saya. Untungnya, hidup saya selama ini cukup sehat, sehingga bayi saya tak mengalami masalah yang berarti,” tutur Jennie.

Baca juga: 17 Tanda Awal Kehamilan

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia