Mengabadikan Foto Calon Bayi

Dokumentasi kehamilan Anda kurang lengkap rasanya tanpa foto atau rekaman USG 4D.

Tak hanya bisa ‘mengintip’ raut wajah calon bayi sebelum ia lahir, teknologi USG 4D juga memungkinkan Anda merekam gerakan-gerakan janin, seperti menghisap ibu jari, menendang, memukul, ngulet, dsb.  Para dokter kerap menyebutnya sebagai live 3D atau 3D real time.

Sebenarnya, manfaat USG 4D jauh lebih canggih daripada sekadar melihat wajah calon bayi Anda. Di usia kehamilan 11-14 minggu, USG 4D bisa mengidentifikasikan kelainan janin hingga 85 persen, seperti mengidentifikasi down's syndrome dan kelainan kromosom lain, serta kelainan jantung bawaan dini.

Kemudian di usia 18-22 minggu, USG ini mampu mendeteksi kelainan janin struktural. Dan di usia 28-32 minggu, mampu mendeteksi kelainan pertumbuhan janin, kelainan letak janin, letak plasenta, tali pusat, jumlah air ketuban, profil biofisik janin, kelainan organ janin yang baru tampak pada usia kehamilan lanjut (seperti otak, ginjal, dll), serta kelainan letak tulang bayi.

Semua informasi di atas, bersama dengan gerakan dan profil fisik janin lainnya, bisa Anda simpan di dalam file komputer, entah dalam bentuk CD atau flash disk. Kelak, Anda bisa membuka kembali file tersebut dan melihatnya kembali seperti layaknya menonton film.

Tapi ingat, Ma, keberhasilan USG 4D ini sangat bergantung pada posisi janin saat dilakukan USG. Anda akan sulit mengamati kondisi janin jika posisi janin saat di-USG sedang membelakangi Anda atau menelungkup. Kalau sudah begitu, tak ada yang bisa Anda lakukan selain menunggu hingga janin bergerak dan menampakkan wajahnya ke hadapan Anda.

Baca juga: Seberapa Sering Boleh Periksa USG?

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia