Bahaya Vaping di Dekat Anak


 

Vape atau rokok elektrik masih banyak penggemarnya. Di tempat makan, taman, atau jalan, banyak yang menghisapnya. Vape diisukan tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional. Saya bahkan pernah menjumpai seorang Papa yang dengan sengaja menghisap dan menghembuskan asap vape di depan anak balitanya. Ia mengajak si kecil bermain dengan asap tersebut.
 
Anda sebaiknya berpikir ulang, menghisap vape di sekitar anak-anak sama saja berbahayanya dengan memaparkan mereka dengan asap rokok. Vape menempatkan anak-anak pada risiko serius.
 
Baik vape maupun rokok tembakau mengandung nikotin. Hanya saja cara membawanya ke paru-paru berbeda. Pada rokok, yang dihirup adalah asap dari pembakaran tembakau. Sementara, pada vape, cairan yang ada di dalam tabung dipanaskan dan menghasilkan uap dengan berbagai kandungan zat kimia yang kemudian dihisap langsung dari corongnya.
 
Ellen Rome, M.D., dokter anak dan kepala Pusat Pengobatan Remaja di Cleveland Clinic Children's, Ohio, AS, mengatakan, “Ada kesalahpahaman umum bahwa vaping lebih aman daripada rokok; alih-alih, vaping menciptakan serangkaian bahaya kesehatan bagi paru-paru dan otak serta sistem organ lainnya.” Ia menjelaskan bahwa vape umumnya mengandung propilen glikol dan gliserol yang dapat terurai menjadi formaldehyde dan acetaldehyde yang dikenal sebagai karsinogen. “Mereka juga bisa mengandung logam seperti timah, nikel, dan arsenik, yang diketahui berbahaya bagi tubuh manusia,” imbuhnya.
 
"Seperti halnya dengan rokok, bayi dan anak-anak yang terpapar uap dapat menghirup atau menelan uap beracun serta karsinogen berbahaya, termasuk hidrokarbon aromatik poliklik, nikotin, senyawa organik yang mudah menguap, dan partikel halus dari vape," terang Ellen. Ia mengatakan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan anak-anak batuk, sesak napas, memiliki penyakit pernapasan yang lebih sering, atau menunjukkan tanda-tanda keracunan nikotin. "
 
Tak hanya itu, anak-anak dapat lebih mudah terpapar residu vape. J. Taylor Hays, M.D., internis di Nicotene Dependence Center di Mayo Clinic, Minnesota, AS, menggarisbawahi bahwa anak-anak atau balita sering kali mengeksplorasi berbagai hal dan bersentuhan langsung pada tingkat yang jauh lebih besar daripada orang dewasa. Misal, uap vape yang menempel di lantai dapat terpapar saat anak-anak sedang merayap. Atau, uap vape yang menempel di benda-benda di rumah juga sangat mungkin terpapar saat anak-anak yang lebih muda punya kebiasaan untuk menjilat atau pun memasukkan apa pun ke dalam mulutnya. Taylor mengatakan bahwa terlalu sering terpapar bahan-bahan kimia tersebut dapat menyebabkan masalah pada paru-paru yang sedang berkembang dan dapat mengganggu sistem saraf.
 
 
Baca juga:
4 Langkah Mudah Berhenti Merokok
10 Bahaya Merokok
Agar Anak Tidak Ingin Merokok
Solusi Anak Kepergok Merokok
Mengapa Anak Tertarik Merokok
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK
 

 
 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia