Perbedaan Anak Melihat Perceraian Orang Tuanya Sesuai Usia

dampak perceraian orang tua pada anak


Siapa yang tak patah hati ketika harus menghadapi perpisahan? Tak hanya bagi Mama dan Papa, perceraian juga memberikan luka yang mendalam bagi anak-anak.
 
Situasi baru yang mereka hadapi sangat mudah memicu rasa frustasi. Akan tetapi, bagaimana anak-anak menilai perceraian orang tuanya tentu berbeda-beda bergantung pada usianya. Sebab, mereka memiliki perkembangan kognitif yang berbeda pula.
 
Apa yang dilihat anak-anak dari perceraian orang tuanya? Amy Morin, LCSW., psikoterapis dan pengajar di Northeastern University di Boston, AS menjelaskannya sebagai berikut:
 
Anak-Anak Balita
Anak-anak di usia ini berjuang untuk memahami dia harus pergi ke dua rumah. Mereka bingung mengapa untuk bersama Mamanya mereka harus di rumah A, sementara untuk dapat bersama Papanya, mereka harus pergi ke rumah B.
 
Mereka mungkin khawatir jika orang tua mereka akan berhenti mencintai satu sama lain. Lebih dari itu, mereka juga punya kekhawatiran bahwa orang tua mereka mungkin berhenti mencintai mereka suatu hari nanti.
 
Anak-Anak SD
Anak-anak sekolah dasar punya kekhawatiran bahwa perceraian yang terjadi antara orang tuanya adalah kesalahan mereka. Mereka punya kecemasan bahwa mereka telah berperilaku buruk melakukan sesuatu yang salah sehingga memengaruhi hubungan kedua orang tuanya. Inilah yang dipikirkan anak-anak saat melihat orang tuanya berkonflik.
 
Anak Remaja
Anak-anak di usia ini mungkin menjadi sangat marah tentang perceraian dan perubahan yang harus dihadapinya. Mereka mungkin menyalahkan salah satu orang tua atas putusnya pernikahan. Tak hanya itu, mereka juga sangat mungkin membenci salah satu atau bahkan kedua orang tua lantaran pergolakan dalam keluarga.
 
Akan tetapi, hal-hal tersebut tidak bisa disamaratakan antaranak. Sebab, tiap kondisi serta temperamen yang mereka miliki tentu berbeda-beda. Amy mengatakan bahwa dalam keadaan ekstrem, seorang anak mungkin merasa lega dengan perpisahan karena artinya tidak ada lagi pertengkaran.
 
Sol Rappaport, PhD., psikolog di Illinois, AS mengatakan bahwa satu atau dua tahun pertama adalah tahun-tahun yang terberat bagi anak-anak. Akan tetapi, mereka akan bisa melalui masa transisi ini dengan baik bila orang tua masih sama-sama saling mendukung membantu anak-anak menjalani harinya.
 
Baca juga:
Menghindari Konflik Pasca Bercerai
Tetap Bahagia dan Percaya Diri Setelah Perceraian
8 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 


Topic

#keluarga #parentingstyle #parenting #pengasuhananak

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Perbedaan Anak Melihat Perceraian Orang Tuanya Sesuai Usia

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia