4 Tip Hadapi Anak yang Selalu Ingin Ikut Tren


Parenting.com
 mengungkapkan bahwa ada beberapa batasan-batasan yang harus diberikan orang tua saat menghadapi anak yang selalu ingin mengikuti tren.

Pertama, biarkan ia membelinya dengan uangnya sendiri. Mama bisa meminta anak untuk menyimpan uang sakunya atau melakukan pekerjaan rumah tambahan guna mendapatkan uang tambahan. Melalui cara ini, Mama sekaligus memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar kerja keras. Laura Markham, Ph.D., penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids di dalam PsychologyToday.com mengatakan semua anak perlu belajar bahwa jika mereka bekerja keras, mereka bisa membuat impian mereka menjadi kenyataan.

Kedua, katakan tidak dan jelaskan alasannya kepada anak. Larang semua keinginan anak untuk membeli jika Mama merasa hal itu tak pantas, sekalipun dia sudah menabung untuk membelinya. Jelaskan saja alasan Anda sehingga dia mengetahui bahwa Anda memperlakukannya secara serius. Jika kondisi keuangan sedang sulit karena Anda berupaya menabung untuk kuliahnya atau membayar cicilan rumah, biarkan ia mengetahuinya juga.

Anda perlu tegas dalam hal ini dan menjelaskan kepada anak bahwa uang yang ada saat ini akan digunakan untuk hal lain yang lebih penting. Menurut Vera, “Cara memberitahunya adalah dengan mengajaknya bicara. Tapi jangan luput pula bagi orang tua untuk mendengarkan keluh kesah anak mengapa dia ingin ikuti tren tertentu. Diskusikan dengan anak bagaimana solusinya. “Misalnya daripada membeli, mungkin bisa membuat sendiri barang yang sedang tren. Rangsang kreativitas anak secara positif untuk menemukan solusinya,” kata Vera.

Baca juga : 5 Tip Belanja Hemat Saat Diskon 

Ketiga, Anda perlu mengajarkan anak tentang membedakan mana barang yang ia inginkan dan ia butuhkan. Mulailah dengan menjelaskannya apa itu kebutuhan (seperti makanan, pakaian, tempat tinggal) dan keinginan (mainan, tas baru, permen, dan sebagainya). Tanyakan pada anak barang apa saja yang ia mau, dan bantu ia memilah apakah benda tersebut masuk ke dalam daftar kebutuhan atau keinginan. Jelaskan bahwa daftar kebutuhan harus terpenuhi dulu sebelum daftar keinginan. Setelah itu, ajak anak berlatih ketika Anda berdua sedang belanja di supermarket. Tanyakan padanya, mana yang lebih penting, membeli biskuit atau buah-buahan? Membeli susu atau minuman bersoda?

Terakhir, anak tidak akan selalu melakukan apa yang dikatakan orang tua, tetapi mereka akan selalu melakukan apa yang dilakukan orang tua.  Oleh karena itu, jadilah contoh yang baik untuk anak. Jika Mama membeli barang-barang yang keren segera sesudah memasuki toko, maka akan susah mengajari anak untuk tak melakukan hal yang sama. Jika Mama selalu merasa harus memiliki gadget terbaru, maka anak juga akan mengikuti jejak Anda.

Foto: 123rf

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia