4 Tip Memberi Uang Saku untuk Anak




Pada saat usia sekolah dasar, anak-anak sudah semakin mengerti tentang uang. Sayangnya, banyak anak yang memahami konsep uang hanya pada sebatas pengertian konsumsi saja. Tak jarang mereka merengek untuk minta dibelikan snack, es krim, atau sesuatu yang ia ambil dari rak saat ikut Anda belanja. Mereka juga sangt mungkin memohon kepada Anda agar mau mengeluarkan uang untuk membelikan mainan yang menjadi hits di antara teman-teman di sekolahnya.
 
Anak-anak sejak usia yang masih sangat muda bahkan perlu diberikan pelajaran tentang keuangan. Terus menerus menyuplai kebutuhan mereka akan uang bisa mendorong mereka menjadi pembelanja yang impulsif. Kelak mereka juga tidak akan bisa mengatur keuangan.
 
Anda perlu membesarkan mereka menjadi anak-anak yang bijak dalam memanfaatkan keuangan. Pendekatan paling mudah untuk mulai mengajarkan nilai uang dan cara memanfaatkannya dengan bijak adalah dengan memberi anak Anda uang sendiri. Anda bisa melakukannya dengan memberi uang saku berkala. Akan lebih mudah bila Anda memberinya dalam hitungan minggu.
 
Berikut langkah yang bisa Anda ikuti:
 

  • ½ dari Usianya
Janet Bondar, penulis buku Raising Money Smart Kids menyarankan untuk mulai memberikan uang dengan jumlah yang setara dengan setengah usia anak Anda. Misalnya, bila si kecil berusia 7 tahun, Anda bisa memberinya Rp 35.000,- per minggu atau Rp 40.000,- untuk anak yang berusia 8 tahun. Memberi anak uang sendiri akan mendorong kemandiriannya sekaligus kecermatannya dalam memanfaatkan uang tersebut.
 
  • Arahkan Dia Menabung
Anda sebaiknya tidak hanya memberikan uang untuk dibelanjakan saja. Arahkan juga si kecil untuk menabung. Tunjukkan apa manfaat yang bisa ia dapatkan dengan menabung. Lawrence Balter, Ph.D., psikolog anak di New York City mengatakan bahwa salah satu hal yang bisa memotivasi si kecil adalah nilai transaksional dari menabung.
 
Misalnya, ketika menabung, ia bisa membeli mainan yang lebih mahal—yang dinginkannya, atau ia bisa membeli tiket untuk mengunjungi taman bermain di akhir pekan. Anda bisa memberikannya sebuah stoples atau kantong kecil untuk menyimpan uangnya dan temukan berbagai skenario penghematan bersama.
 
  • Hindari Terlalu Ikut Campur
Setelah memberi uang kepada anak, maka tugas Anda hanyalah mengarahkan, termasuk ketika mereka ingin membeli apa pun. Bagi Anda, mungkin ia hanya membuang-buang uang saat membeli pensil yang berbau harum atau gantungan tas bermotif lucu. Akan tetapi, tahan untuk tidak melarang, kecuali apa yang akan dibeli si kecil adalah hal yang berbahaya atau tidak baik seperti membelanjakannya untuk permen atau camilan yang terlalu banyak.
 
Cukup tawarkan saran dan alasan Anda mengatakan bahwa pembelian itu bukanlah ide yang baik, tetapi kembalikan lagi keputusan kepadanya. Lawrence mengatakan bahwa anak-anak bisa merasakan penyesalan dari apa yang telah ia beli. Penyesalan tersebut bisa menjadi pelajaran yang bermanfaat untuknya.
 
  • Saat Mereka Keras Kepala
Ada kalanya, ketika Anda menyarankan si kecil untuk tidak membeli sesuatu, ia sangat mungkin berkeras dengan keinginannya dan menjawab, “Ini uangku!” Kalimat tersebut tentu membuat Anda kesal. Anda hanya perlu menghadapinya dengan mengatakan, “Kita bisa hidup dengan tenang karena bijak menggunakan uang,” atau “Kita bisa hidup nyaman seperti ini karena punya tabungan yang cukup.” Ia mungkin tak akan menyadari pentingnya kalimat Anda saat itu juga. Tapi kemudian hari, seperti kata Lawrence, penyesalan akan membuat mereka belajar.
 
Terbuka Soal Keuangan Keluarga
Banyak keluarga yang menutupi soal keuangannya kepada anak. Padahal, semakin banyak Anda memperlihatkan dan menjelaskannya pada anak-anak, mereka akan semakin mudah untuk memahami dan berpikir bijak.
 
Anda bisa melibatkan anak saat mencatat pemasukan dan membuat anggaran bulanan, mengajaknya membayar tagihan listrik, mengajaknya berdiskusi soal kebutuhan primer keluarga sampai kebutuhan lainnya yang bersifat hiburan. Dengan demikian mereka juga akan belajar membuat prioritas keuangannya sendiri.
 
Baca juga:
Sejak usia 3 tahun, Balita Anda Sudah Dapat Memahami Konsep Keuangan
Sejak usia 3 tahun, Balita Anda Sudah Dapat Memahami Konsep Keuangan
3 Prinsip Penting Mengelola Keuangan Keluarga
3 Kegiatan Sederhana yang Bisa Ajarkan Anak Soal Konsep Uang
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia