5 Trik Merespons Bantahan Anak


 

Saat Anda mengatakan ‘tidak’ pada apa yang anak Anda inginkan, mereka mungkin saja membantah Anda. Membantah mereka lakukan untuk memperjuangkan keinginan mereka atau sebagai ekspresi ketidakberdayaan lantaran mendapat penolakan.
 
Untuk merespons bantahan anak-anak, tidak harus Anda melawannya dengan berteriak. Dalam beberapa kondisi, Anda perlu menjadi orang tua lembut yang membuat anak-anak nyaman dan percaya pada Anda. Namun, tidak semua bantahan harus direspons serupa. Ada kondisi di mana Anda harus tegas dan bahkan memberikan konsekuensi. Berikut ini adalah beberapa kalimat bantahan yang sering muncul dari anak dan cara meresponsnya:


1. “Mama/Papa nggak adil!”

Sering mendengar kalimat ini dari si kecil saat Anda tidak memberikan apa yang ia mau atau menuruti apa yang jadi keinginannya? Sering kali kalimat ini muncul berkaitan dengan perbedaan perlakuan terhadap saudaranya. Misal, Anda meminta sang adik untuk membantu cuci piring, dan meminta kakak untuk membersihkan rumah yang menurutnya lebih berat.  
 
Anak-anak merasa bahwa mereka harus diperlakukan adil. Adil dalam pengertian mereka adalah mendapatkan sesuatu atau perlakuan yang benar-benar sama dengan orang lain. Padahal, apa yang disebut adil bukan berarti sesuatu yang selalu sama
 
Respons dengan menjelaskan: “Mama/Papa selalu berusaha memperlakukan semua anak dengan adil, baik kamu maupun adik kamu. Tapi, adil bukan berarti sama. Karena masing-masing dari kalian punya perbedaan. Adil berarti memberikan beban pekerjaan sesuai kemampuan masing-masing. Adik itu … sedangkan kamu ….” (bisa menggunakan ukuran badan dan tenaga sebagai bahan penjelasan).


2. “Si A diperbolehkan, tuh, untuk ….”

Ini adalah cara lain yang digunakan anak-anak untuk membantah orang tuanya. Mereka membandingkan orang tuanya sendiri dengan orang tua lain sebagai strategi negosiasi. Mereka berharap bisa membuat orang tuanya berpikir ulang. Misal, saat mereka dilarang menonton TV di kamar. Mereka mungkin saja membantah dengan mengatakan bahwa temannya yang lain boleh melakukannya.
 
Respons dengan menjelaskan: “Apa yang orang tua lain pilih mungkin tepat untuk keluarganya, tapi belum tentu tepat untuk keluarga kita. Keluarga kita percaya….” (bisa menjelaskan bahwa menonton TV bersama di ruang tengah justru bisa meningkatkan keakraban anggota keluarga).


3. “Mama/Papa nggak percaya sama anaknya sendiri!”

Semakin bertambah usia, anak-anak sangat mungkin untuk terlibat pada pembuatan keputusan sendiri. Ini membuat mereka sering merasa harus melakukan sesuatu di luar kontrol orang tuanya. Misal, ingin pergi ke mal bersama teman-teman tanpa orang tua.
 
Respons dengan menjelaskan: “Tugas orang tua adalah memastikan anaknya aman. Jadi, ini bukan karena Mama/Papa tidak percaya padamu, melainkan tentang membuat kamu aman. Kamu boleh pergi jika ….” (bisa memberi syarat diantar dan dijemput lagi oleh Mama/Papa atau orang tua teman).


4. “Aku nggak akan melakukan apa yang Mama/Papa bilang” (sambil balik badan)

Anak Anda mungkin menolak apa yang Anda katakan. Mereka bisa juga menunjukkan cara yang tidak sopan dengan memalingkan badannya dari pandangan Anda. Anda perlu tegas menanggani ini, tapi tetap tenang.
 
Respons dengan mundur dan melihat mata si kecil sambil berkata: “Kamu bicara sama siapa? Bukan sama Mama/Papa ya? Mama/Papa mengambil keputusan untuk …... Kalau kamu tidak menghormati keputusan ini, konsekuensinya adalah ….”


5. Ngedumel

Pernah, kan, menjumpai anak-anak ngedumel sepanjang Anda bicara? Anda tentu kesal bukan main. Anak-anak sering menggunakan cara ini untuk membuat orang tuanya kewalahan dan akhirnya mengalah.
 
Respons dengan menjelaskan: “Oke, Mama/Papa sudah selesai bicara. Mama/Papa minta kamu berhenti bicara. Kalau kamu ingin …., silahkan lakukan tanpa banyak bicara. Kalau kamu tidak berhenti bicara, Mama/Papa akan ….”
 
Perlu diingat bahwa dalam memberikan konsekuensi, pikirkan cara yang membuat anak-anak mampu mengevaluasi kesalahannya. Jalankan konsekuensi dengan konsisten. Jangan berikan ancaman kosong pada mereka.
 
 
Baca juga:
Anak Mulai Membantah? Ini Penyebabnya!
Lakukan 6 Cara Ini Bila Anak Anda Suka Membantah
5 Tip Berdamai dengan Si Pembantah
Saat Hendak Marah Pada Anak, Lakukan 3M
Menjalin Komunikasi Dengan Anak
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia