Anak Autis Juga Bisa Bersekolah

Hati orang tua mana yang tak pilu ketika anak divonis sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK). Mereka yang  sulit menerima kenyataan tak jarang terpuruk pada kesedihan, dibelenggu kecemasan tentang  kemampuan anak untuk bersosialiasi, langkanya pendidikan untuk mereka, khawatir anak jadi sasaran bully dari teman sebaya dan lingkungan, hingga ragu akan masa depannya.

Namun, tak ada persoalan tanpa solusi, Ma! Saat ini, semakin banyak individu, komunitas, maupun institusi yang peduli pada masalah anak-anak isimewa ini. Tidak sedikit kampanye diselenggarakan untuk meningkatkan kepedulian dan empati masyarakat umum pada ABK. Dari tahun ke tahun, pusat terapi dan sekolah khusus bermunculan.

Bahkan, beberapa tahun belakangan ini, pemerintah mencanangkan sekolah inklusi, yaitu sekolah umum yang menerima anak-anak dengan disabilitas atau gangguan tertentu.

Menurut Dr. Adriana S. Ginanjar, M.S, psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan juga pimpinan Mandiga (tempat terapi dan sekolah untuk individu Autism Spectrum Disorder atau ASD), “Sekolah untuk anak berkebutuhan khusus harus disesuaikan kondisi anak. Ada anak yang bisa sekolah di sekolah umum ataupun inklusi. Namun, ada juga yang harus ditangani secara khusus di sekolah luar biasa (SLB). Kalau orang tuanya sabar dan rajin, homeschooling mungkin lebih tepat,” jelasnya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia