Anak Kepergok Masturbasi?

Setelah melakukan rutinitas menjelang tidur, Ermesh (9) biasanya memeluk guling sambil melamun, sebelum akhirnya memejamkan mata dan terlelap. Suatu hari, Tarida, mamanya, dari Simprug, Jakarta, mengingatkan agar ia tidak melamun seperti itu dan langsung memejamkan mata. Ia menjawab, “Aku nggak melamun, Ma. Aku lagi ngerasain itu, lho.” Apakah ini ada kaitannya dengan ‘masturbasi’?

Saat anak terlihat agak melamun, pandangannya terlihat menerawang jauh, mungkin saja ia sedang menikmati sensasi relaksasi dari kegiatan masturbasinya. Bagi anak, kegiatan ini bisa memberi dampak menenangkan. Setelah seharian melakukan beragam kegiatan, mungkin di antaranya membuat stres dan terasa penuh tekanan, masturbasi akan membantunya merasa santai.

Meski belum memahami arti masturbasi, tanpa sadar mungkin ia telah melakukannya, karena mampu menurunkan segala ‘ketegangan’ yang ia rasakan sepanjang hari.

Masturbasi memang masih menimbulkan pro kontra. Tapi, menurut Betsy Brown Braun, konsultan dan pendiri Parenting Pathways Inc., “Pada saat-saat menjelang tidur, atau pada waktu tidur siangnya, masturbasi benar-benar ‘sah’. Jadi, biarkan saja dan abaikan.”

Tentu saja, anak tetap perlu diarahkan kalau melakukannya di tempat umum. Tetaplah tenang, Ma, dan katakan, “Menyentuh bagian-bagian tubuh yang pribadi hanya boleh dilakukan di tempat pribadi, di rumah. Bukan di tempat umum atau ketika ada orang lain di sekitarmu,” katanya lagi.

Sebagian besar anak melakukan masturbasi, dan ini benar-benar sesuatu yang normal. Melarang anak melakukan sesuatu yang membuat tubuhnya merasa nyaman justru tidak akan berhasil. Ia mungkin masih sulit membendung desakan untuk melakukan hal ini. Ia akan diliputi rasa bersalah tetap melakukannya, kalau pesan Anda tentang masturbasi adalah 'sesuatu' yang terlarang, salah, berdosa, dll. Bila ini terjadi, mungkin saja timbul dampak lain yang tak diharapkan dalam kehidupannya kelak. Jangan sampai itu terjadi, kan?

Yang bisa orang tua lakukan, alihkan keinginan/kebiasaan anak. Meski tak melarang anak melakukan hal ini, minta anak  untuk mengalihkan keinginannya pada aktivitas yang lebih positif, seperti berenang, fitness, bermain bulutangkis, dll, untuk  menyalurkan energi. Bisa juga, ia menekuni kegiatan yang bersifat pengendalian diri, seperti meditasi, yoga, dan sebagainya. 


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia