Anak Sakit Radang Tenggorokan, Kapan Harus ke Dokter?


Radang tenggorokan merupakan penyakit yang umum di masyarakat kita. Berdasarkan sebuah riset, 1 dari 2 rumah di Indonesia setiap bulan, terdapat 1 anggota keluarganya yang terkena sakit tenggorok. Riset ini diterbitkan oleh Brand Audit Study for Betadine Products in Wound Care, Oral Care, & Feminine Care Category.

Radang tenggorokan bukan penyakit musiman. Tapi musim tertentu memang dapat memperparah kejadian radang tenggorokan. Penyebabnya ada beberapa faktor, antara lain: alergi, infeksi (dari virus, bakteri, maupun fungus), LPR atau GERD (Laryngopharyngeal Reflux atau Gastroesophageal Reflux Disease), dan iritan/polutan. Ini dijelaskan oleh dr. Syahrial M. Hutauruk , Sp. THT-KL(K) pada acara Media Workshop bersama Betadine Gargle di Jakarta (8/6/17).

“LPR atau GERD itu dari asam lambung. Jadi asam dari perut mengalir balik ke dalam saluran makanan di tenggorokan dan laring (kotak suara) sehingga menyebabkan radang tenggorok,” terang dokter Syahrial. “Sedangkan iritan atau polutan itu bisa dari  udara yang tidak steril misalnya debu dan radikal bebas.”

Pada penderita radang tenggorokan, jika diperiksa rongga tenggorokannya mengalami penebalan atau pembengkakan serta ruam kemerah-merahan. Biasanya juga terdapat bintik-bintik putih di rongga sekitar tonsil.

Mengenai gejalanya, menurut dokter Syahrial yang juga Ketua Divisi Laring Faring Departemen THT FKUI/RSCM ini, radang tenggorokan dapat ditandai dengan rasa demam, malaise (lemas), nyeri menelan, sakit kepala, nyeri telinga, nyeri sendi, suara serak, dan pembesaran KGB submandibula (kelenjar ludah).

Baca juga : Cegah Penularan Radang Tenggorokan 

“Jika terjadi pada anak-anak, menyebabkan sulit bernapas, mendengkur, dan anak jadi glagepan (sesak napas),” imbuh dokter Syahrial.

Ada 3 jenis radang tenggorokan. Yaitu: akut yang disebabkan oleh bakteri atau virus, subakut disebabkan oleh bakteri, dan kronis disebabkan oleh bakteri.

“Kalau radang tenggorokan disebabkan infeksi virus, lebih cepat sembuh daripada yang disebabkan bakteri. Karena virus jauh lebih sulit untuk berkembang daripada bakteri. Jika tubuh terkena penyakit yang disebabkan oleh virus umumnya sistem imunitas tubuh dapat melawan, sehingga bisa sembuh sendiri tanpa ada intervensi obat. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri masih diperlukan bantuan obat-obatan untuk membunuh bakteri agar tidak berkembang menjadi infeksi yang lebih berat.”

Jadi kapan sakit radang tenggorokan perlu dibawa ke dokter? Dokter Syahrial menjelaskan, tergantung penyebabnya. Jika sebabnya virus, belum perlu dibawa ke dokter. Boleh mengonsumsi obat-obatan warung, misalnya. Dan menjaga kebugaran tubuh dengan minum vitamin, istirahat yang cukup, serta mengonsumsi makanan yang sehat.

Namun, apabila gejalanya tidak membaik setelah 5 hari, silakan mencurigai sakit tenggorokan disebabkan oleh bakteri, atau virus yang terinfeksi oleh bakteri. Jika demikian, perlu mendapat asupan antibiotik yang hanya boleh diberikan atas rekomendasi dokter.   

Pada awal gejala radang tenggorokan, dapat juga mengupayakan pengobatan dengan bergargle. Gargle adalah teknik kumur hingga mencapai pangkal tenggorokan. Menurut Merry Sulastri, Educator and Trainer Mundipharma, pada kesempatan yang sama mengatakan, “Sebanyak 85 persen penyakit tenggorok disebabkan oleh virus. Dan virus itu sendiri tidak efektif jika diobati dengan antibiotik.”

Merry menyarankan berkumur dengan metode gargle selama 30 detik menggunakan cairan antiseptik yang mengandung Povidone Iodine, untuk mengontrol penyebaran infeksi dalam mulut. “Penelitian di Jepang pada anak-anak yang menggunakan obat kumur  dapat mengurangi terjadinya flu,” ujar Merry menerangkan. (Alika Rukhan)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia