Anak Tidak Mau Bergaul




Di masa pandemi, anak memang mengalami keterbatasan untuk bertemu langsung dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Tetapi, bukan berarti dia sama sekali tidak mungkin bergaul, karena bisa dilakukan secara virtual, misalnya.

Secara umum, saat anak bisa bersosialisasi langsung dengan teman, di usia sekolah, anak harusnya berkumpul dengan teman-teman sebayanya, bermain bersama, melakukan banyak aktivitas dan mengeksplor dunia. Di usia ini pula, orang tua sering kali mengalami penolakan dari anak-anak saat diajak menghabiskan waktu bersama, karena mereka lebih memilih bermain bersama teman. Di usia ini pula, sering kali mereka ingin bepergian ke suatu tempat hanya dengan temannya dan tanpa dikawal orang tua.
 
Namun, apa jadinya jika anak Anda ternyata tidak mau dan cenderung menolak bergaul dengan yang lain? Alih-alih bermain bersama teman, ia lebih memilih untuk menyendiri.
 
Penyebabnya

  • Temperamen Bawaan
Orissa Anggita Rinjani, seorang psikolog yang juga co-founder Rumah Dandelion mengatakan bahwa mudah atau sulitnya seorang anak berbaur dengan orang lain bisa disebabkan oleh temperamen bawaan. “Ada anak yang easy going, ada pula yang memang secara bawaannya slow to warm up.  Ia lebih mudah cemas jika berpisah dari orang tua atau cemas ketika bertemu dengan orang baru atau berada di situasi yang tidak familiar baginya,”tuturnya.
  • Rasa Malu
John Malouff Ph.D., J.D, seorang Associate Professor di School of Behavioural, Cognitive and Social Sciences - School of Behavioural, Cognitive and Social Sciences University of New England mengatakan bahwa rasa malu menghambat anak dalam berinteraksi sosial. Menurutnya, seorang anak dengan rasa malu yang besar sering kali hanya menjadi pengamat interaksi orang lain. Ia ingin menjadi bagian dari interaksi tersebut, namun enggan melakukannya.
  • Orang tua yang protektif
Orang tua yang protektif dapat menjadi tekanan tersendiri bagi anak dalam berinteraksi. Proteksi berlebihan dari orangtua bisa membuat mereka mudah cemas, termasuk dalam hal bergaul. Banyak melarang anak untuk keluar rumah, main atau bertemu orang lain akan menghambat mereka. Orissa juga menyebut bahwa kurangnya bertemu orang akan menyebabkan mereka minim kesempatan untuk  membangun keterampilan sosial. Inilah sebab mereka mengalami kesulitan bergaul.
  • Pernah mengalami penolakan
Orang tua harus peka dengan ini. Apakah anak Anda tidak mau bergaul karena pernah mengalami penolakan dari temannya atau bahkan pernah mengalami bullying? Child Mind Institute menyebut bahwa penolakan mulai dari halus sampai yang sangat keras berpotensi membuat anak menarik diri mundur dari pergaulan dan lebih memilih untuk mencari keselamatan, keamanan, serta ketenangan diri di rumah dan keluarganya.
  • Terlalu banyak menggunakan gadget
Saat menggunakan gadget, anak akan sangat fokus pada layar gadget saja. Hal ini membuat mereka menjadi kurang peka terhadap situasi di sekitarnya. Penggunaan gadget berlebih apalagi sampai kecanduan akan membuat anak selalu mencari gadget dan abai pada kebutuhannya akan interaksi bersama teman-temannya.
 
Yang Harus Dilakukan Orang Tua
  • Pahami masalah anak, apa yang membuatnya tidak mau bergaul dengan teman-temannya. Ketika sudah memahami, Anda baru bisa mencari solusi untuk membantunya.
  • Untuk anak dengan temperamen bawaannya slow to warm up, Orissa menyarankan agar orang tua selalu memberi penjelasan kepada anak sebelum pergi ke tempat baru atau bertemu orang baru. Anda bisa  ceritakan kepadanya apa yang akan ia temui dan lakukan di sana, jika perlu tunjukkan fotonya. Dengan demikian anak dapat antisipasi. Jika perlu, datanglah ke tempat baru 15-30 menit sebelum waktunya, untuk memberi waktu transisi dan adaptasi.
  • Bangun kepercayaan diri anak. Dengan percaya diri mereka akan lebih terbuka terhadap hal-hal baru termasuk dalam bergaul.
  • Refleksi, apakah Anda orang tua yang sangat protektif dan suka melarang anak bergaul dengan orang lain? Coba pertimbangkan lagi alasan Anda melarang mereka dan berikan mereka kesempatan untuk melatih kemampuan sosialnya.
  • Buatlah playdate. Anda bisa mengundang salah satu temannya untuk bermain di rumah dan biarkan ia mencoba untuk berinteraksi. Anda juga bisa mengajaknya bertemu dengan teman yang juga memiliki anak sebaya atau acara keluarga untuk melatih kemampuan sosialnya.
  • Dorong ia mengikui kegiatan yang ia suka. Anda bisa mengikutkannya di kelas-kelas bakat dan minat. Penelitian menunjukkan bahwa kesamaan minat akan membuat seseorang lebih mudah dan awet berteman.
  • Jika anak Anda tidak tertarik bergaul karena terlalu banyak penggunaan gadet, maka segera kelola penggunaan gadget-nya. Beri aturan tegas kepada anak kapan dia bisa main gadget dan berapa lama.
  • Jangan terlalu mendorong anak untuk bisa segera mudah berbaur. Hal ini bisa membuatnya frustasi dan malah cenderung menolak bergaul.
  • Berikan apresiasi kepadanya apabila ia mulai bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan temannya. Hal ini bisa mendorong anak untuk terus terpacu mencoba.
 
LELA LATIFA
FOTO: SHUTTERSTOCK


 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia