Batasan Usia Anak Nonton Beauty and The Beast


Beberapa minggu sebelum diputar di bioskop, film Beauty and The Beast yang dibintangi Emma Watson dan Dan Stevens sudah ramai dibicarakan. Di Rusia dan Malaysia, remake film dongeng putri Disney ini sempat menuai pro kontra karena ada adegan dalam film yang dianggap tak layak ditonton anak-anak.

Beauty and The Beast merupakan film musikal live-action dari versi animasi terdahulunya, dan kembali mengangkat dongeng putri Disney. Berkisah tentang gadis biasa yang jatuh cinta pada pangeran yang dikutuk menjadi makhluk buruk rupa.

Mengutip laman attitude.co.uk, sutradara film ini, BillCondon, menyampaikan bahwa ada tokoh Le Fou dibintangi Josh Gad yang sangat mengagumi tokoh Gaston diperankan Luke Evans. Dalam film ini Le Fou adalah tangan kanan Gaston yang mau melakukan apapun untuk pria yang dikaguminya.

Di Indonesia film Beauty and The Beast akan tetap ditayangkan di bioskop mulai 17 Maret ini, dengan batasan usia penonton 13 tahun ke atas. Lantas, bagaimana bila anak di bawah usia 13 tahun ingin menonton film ini?   

Menurut Nessi Purnomo, psikolog dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, boleh atau tidaknya anak menonton film ini tergantung dari kematangan anak dan gaya pengasuhan orang tua, karena tiap orang tua berbeda-beda. "Ada orang tua yang tidak memperbolehkan anak menonton film ini karena dianggap belum waktunya mereka mengetahui isu ini. Namun, ada juga orang tua yang menganggap film ini bisa sebagai edukasi untuk menjelaskan tentang isu LGBT."

Bila ada isu adegan film yang membuat orang tua resah, Nessi menyarankan sebaiknya orang tua memang perlu mencari tahu info tentang film tersebut. Termasuk info tentang batasan usia penonton. Akan lebih baik lagi bila Mama dan Papa menyaksikan filmnya terlebih dulu sebelum si kecil. Dengan begitu orang tua sudah siap bila ada pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan anak seputar adegan yang ada dalam film.

Bila orang tua memutuskan anak tidak boleh menonton film tertentu, beri pengertian pada anak bahwa ada batasan usia dan ungkapkan juga tentunya ada adegan atau dialog yang belum dapat dipahami anak-anak yang usianya di bawah batasan tersebut. Beri tahukan juga pada si kecil bila sudah melewati batasan usia yang telah ditetapkan, baru ia bisa menonton film tersebut.  

Nessi mengingatkan, sudah sepatutnya orang tua menyaring film-film apa saja yang layak ditonton anak. "Jadikan pula kegiatan diskusi mengenai film sebagai kebiasaan antara Mama, Papa dan anak. Bila ada isu seperti ini (ada adegan tak layak ditonton anak), reaksi orang tua sebaiknya wajar saja, namun tetap waspada. Bila kita terlalu paranoid, anak juga bisa jadi penasaran, dan mencari tahu di tempat lain. Bila anak diberi pemahaman secara baik dan benar, ia juga akan mengerti. Yang penting sikap orang tua terbuka terhadap diskusi. Jadi anak yakin kalau mau bertanya tentang apapun."

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia