Belajar lewat Stimulasi Pancaindra

Pengalaman anak berawal dari pancaindranya. Itu sebabnya, ia lebih mudah mengingat dan belajar lewat benda-benda yang dapat dilihat, dipegang, dibaui, atau dirasakan. Ingin anak tumbuh menjadi anak yang cerdas? Sering-seringlah menstimulasi indranya. Anda bisa melakukan sejak ia masih bayi, memanfaatkan benda apapun yang ada di sekitarnya.

Misalnya, sebuah jeruk. Anda bisa mengenalkan jeruk secara utuh lewat stimulasi pancaindranya. Dimulai dengan menyebutkan nama jeruk, “Ini buah jeruk,” secara jelas. Kemudian dilanjutkan dengan warnanya, “Ini warna oranye,” tekstur kulitnya, “Rasakan, deh, kulitnya kasar, ya,” baunya, “Ayo kita kupas! Hmm…, wangi jeruk, ya,” hingga akhirnya rasanya, “Coba, deh, rasakan buahnya. Manis, kan?” Lewat serangkaian stimulasi di atas, secara otomatis si kecil sudah merekam sebuah pengetahuan bernama buah jeruk.

Contoh lainnya, seorang anak yang tak sengaja menyentuh panci panas akan lebih berhati-hati dibanding anak yang hanya dilarang dengan kalimat “Awas, jangan dekat-dekat panci panas!” Ini karena indra peraba anak  telah memberinya pengalaman bahwa panas dari panci yang baru diangkat dari kompor memberi rasa tersengat/terbakar yang menyakitkan baginya.

Seiring dengan perkembangannya, stimulasi indra pada anak diteruskan lewat kegiatan bermainnya. Beri ia pengalaman bermain yang beragam lewat bermacam-macam bahan dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Kesempatan bermain bebas juga harus diberikan padanya, bermain di halaman atau lantai, atau di tempat lainnya selama aman dan nyaman. Hal ini untuk memberi kesempatan padanya merasakan aneka tekstur (permukaan halus-kasar, licin-kesat, dll).

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia