Belajar Menulis Halus

Menginjak usia 3 atau 4 tahun, biasanya anak-anak sudah mulai tertarik untuk belajar menulis. ”Terlepas dari bagaimana hasilnya, sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, balita mulai senang melabeli gambar buatannya dengan tulisan, entah itu mencantumkan namanya sendiri atau memberi judul gambar tersebut,” kata Wendy Harron, terapis dari Alfred I. duPont Hospital for Children di Delaware, Amerika.

Pada awal masa belajar, anak biasanya hanya mampu menggunakan huruf kapital saja dan tidak memberikan spasi di antara kata-kata. Kesalahan eja—yang amat normal dilakukannya, juga masih tampak di sana-sini. Tapi, seiring dengan bertambahnya ”jam terbang” serta pendidikan formal yang didapatkannya di sekolah, tulisan si kecil akan semakin rapi dan kian mudah dibaca.

Meski kita hidup di era teknologi yang serba dibantu oleh keyboard, kemampuan menulis tangan tetap mesti menjadi ketrampilan dasar yang wajib dikuasai anak-anak, Ma. Mengapa? Bukan sekadar kegiatan ”menghiasi” kertas, banyak pakar pendidikan menyatakan bahwa ketrampilan menulis tangan seseorang berbanding lurus dengan kemampuannya membaca.

”Artinya, memperbaiki kemampuan menulis bisa sekaligus meningkatkan kemampuan membaca, dan sebaliknya,” kata Harron lagi.

Bagaimana cara terbaik mengajari anak menulis? Yang terpenting, menurut Harron, adalah dengan sering-sering berlatih. Begitu anak sudah bisa menggenggam (mulai umur 1 tahun), berikan krayon atau spidol berdiameter besar dan kertas untuk dicoret-coret. Untuk anak yang lebih besar, jadikanlah menulis sebagai rutinitas harian.

Jika anak sudah lancar menulis, bebaskan ia memilih apa yang ingin ditulisnya—daftar nama teman sekolahnya, resep makanan favorit, surat untuk sahabatnya, dan lain-lain. Jika tertarik, anak pasti mau berlatih dengan senang hati.

- Pelan-pelan saja. Banyak anak menemui kesulitan justru karena mereka mencoba menulis dengan tergesa-gesa. Karenanya, mintalah si kecil melakukannya secara lebih perlahan dan berhati-hati.

- Gunakan penghapus. Besarkan hati si kecil apabila ia membuat kesalahan, dan ajari cara menggunakan penghapus untuk mengoreksi kesalahannya. Katakan bahwa kesalahan adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam proses belajar.

- Pegang pensil dengan benar. Menulis bisa menjadi kegiatan yang melelahkan apabila si kecil keliru memegang pensil. Idealnya, pensil digenggam dengan posisi ”tripod”: terletak di antara jempol, telunjuk, dan jari tengah.  

- Memperkaya kosakata. Anda bisa melakukannya dengan cara mengajak si kecil membaca atau menonton film bersama-sama dan jelaskan arti kata-kata baru yang belum dimengerti olehnya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia