Berbohong dan mencuri

Setelah usia 7 tahun, anak diharapkan sudah lebih memahami tentang kepemilikan dan kejujuran. Pada saat ini, anak sudah mampu membedakan mana yang nyata dan mana fantasi, serta sudah paham tentang menghormati barang milik orang lain. Lalu, bagaimana kalau anak di usia ini kedapatan mencuri atau berbohong?

Bila anak berbohong:

  • Tekankan Anda lebih menghargai kejujuran meski kebenaran itu tidak selalu menyenangkan.
  • Tunjukkan cinta tanpa syarat sehingga anak tahu, Anda menerima dirinya sebagaimana adanya.
  • Evaluasi kembali aturan dan respon Anda selama ini. Apakah memang terlalu keras sehingga anak lebih memilih berbohong? Apakah Anda selalu menceramahinya panjang lebar setiap kali dia pulang membawa hasil ulangan jelek? Siapa sih, yang suka kalau dihujani omelan setiap kali membawa kejujuran?
Sementara itu, bila anak kedapatan mencuri, tenang... coba lihat saran berikut:
  • Jangan marah berlebihan seperti membentak dan menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas perilaku anak
  • Minta anak mengembalikan barang yang ia curi. Jika ia mencuri dari orang lain di luar rumah, temani anak ketika mengembalikan dan minta maaf.
  • Tegaskan Anda tidak punya toleransi atas perbuatannya dengan memberikan sanksi. Contoh, tidak boleh nonton TV, tidak boleh memakai telepon untuk jangka waktu tertentu, dan lain-lain.
  • Bicara dari hati ke hati (bukan memarahi) untuk mengetahui motif sebenarnya. Dengarkan apa yang dirasakan anak, jangan langsung menghakimi.
  • Berikan perhatian lebih pada hal positif yang dilakukan anak karena bisa jadi tindakan mencurinya hanya untuk sekedar mendapatkan perhatian dari Anda.
  • Cari bantuan pihak ketiga seperti psikolog atau guru BP di sekolah. Mencuri pada usia ini dapat dikatakan serius jika terjadi berulang-ulang.
  • Tidak memberikan godaan seperti menaruh uang/dompet/barang berharga lain di sembarang tempat.
Kenapa anak mencuri?
Inilah sejumlah alasan, yang mungkin membuat anak tergoda:
  • Ada kebutuhan  mendesak dan anak enggan bilang pada orangtua karena takut dimarahi. Misalnya, mengganti barang milik teman.
  • Untuk jaga gengsi di depan teman-teman. Ingin dianggap hebat, pemberani dan sebagainya, atau ingin diterima dalam suatu kelompok (peer) tertentu.
  • Memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi di rumah.  Anak cari perhatian teman lewat cara yang salah, yaitu mentraktir, atau ‘membeli teman’.  
  • Ada contoh yang buruk. Mungkin ia pernah melihat orang-orang terdekatnya mengutil di supermarket.
Kok, bohong, sih?
Inilah sejumlah alasan yang biasanya membuat anak berbohong:
  • Melindungi diri dari sesuatu. Misalnya, berbohong karena takut dimarahi.
  • Ingin terlihat hebat. Biasanya anak dengan kepercayaan diri rendah merasa perlu berbohong supaya dianggap hebat, dan mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya.
  • Sebagai balas dendam atau bentuk protes. Anak dapat berbohong dengan tujuan untuk memperdaya teman atau orangtua karena didasari emosi marah. Misalnya, membohongi teman karena pernah dibohongi sebelumnya.
  • Sudah jadi budaya di lingkungan sekitar anak sehingga anak meniru. Misalnya, anak tahu bagaimana mamanya sering berbohong pada papanya.

 PAR 0108

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia