Biarkan Anak Belajar dari Kesalahannya




Sebanyak apa pun si kecil membuat masalah, Anda tentu tetap punya naluri untuk melindunginya dari hal buruk yang akan menimpanya, termasuk melindunginya dari konsekuensi. Akan tetapi, konsekuensi alami justru dapat memberinya sebuah pelajaran bermakna tentang sebab-akibat dari perbuatannya dan mengajarnya untuk membuat keputusan yang lebih baik di kemudian hari.
 
Tidak tega mungkin menjadi alasan Anda. Namun, Sara Bean, M.Ed., parenting coach sekaligus konselor sekolah bersertifikasi dari Florida Atlantic University, AS menyarankan orang tua untuk tidak melindungi anaknya dari konsekuensi atas kesalahan mereka berikut:


Membuat Masalah di Sekolah
Banyak orang tua mencoba menyelamatkan mereka dari kesalahan yang dibuat di sekolah seperti bermain ponsel di kelas, tidak mengerjakan PR, menyontek, menyakiti teman secara fisik seperti mendorongnya hingga terjatuh, atau bahkan bolos. Padahal, coba dipikirkan kembali, apa yang membuatnya mendapat sanksi dari sekolah adalah pilihannya sendiri—dan ia telah memilih untuk melakukan sesuatu yang buruk.
 
Biarkan ia menghadapi konsekuensi alami yang dia dapatkan dari sekolah. Jika Anda mencoba menyelamatkan anak Anda dari masalah di sekolah, Anda merongrong otoritas sekolah. Anak Anda mendapat pesan bahwa ia tidak harus mendengarkan gurunya dan perilakunya akan semakin memburuk.


Tidak Bertanggung Jawab atas Kamar dan Barang Pribadi
Anak Anda tidak mau bertanggung jawab membereskan mainannya? Membiarkan bukunya berserakan? Atau tidak memasukkan baju kotor ke keranjang cucian? Tak perlu membersihkannya. Biarkan ia mengalami konsekuensi dari kamar yang berantakan bahwa mereka akan merasa tidak nyaman saat tidur, mereka jadi kesulitan mencari barang, bahkan tak memiliki baju bersih yang bisa dipakai lagi.  Semua hal ini akan membuatnya lebih disiplin lagi.
 

Tidak Mengerjakan Tugas Rumah Tangga
Hal ini bisa sekaligus Anda gunakan untuk mengajarkan anak agar mandiri secara keuangan. Anda bisa memberikan uang saku dengan syarat mereka mau membantu mengerjakan tugas rumah tangga yang sesuai dengan usianya, misalnya saja mencuci piring, menjemur baju, atau menyapu. Bila mereka tak melakukan tugasnya, artinya konsekuensi yang ia hadapi adalah ia tak akan mendapatkan uang saku, sehingga tidak bisa membeli benda yang dibutuhkannya.
 
 
Baca juga:
Cara Terbaik Bantu Anak Bertanggung Jawab
Belajar Tanggung Jawab dari Merapikan Barang
3 Alasan Keliru untuk Tidak Memberikan Konsekuensi pada Anak
 
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia