Cara Terbaik Ajarkan Anak Berani Bicara di Depan Umum

Saat ini banyak tugas sekolah yang menantang kemampuan anak tampil dan berbicara di depan publik minimal di hadapan teman-teman sekelasnya. Bagi anak-anak yang memang hobi tampil dan berbicara, sih, tidak masalah. Tetapi, bagaimana nasib anak yang terbilang pendiam?

Jangan khawatir, Ma, karena seperti juga kemampuan berhitung, keterampilan berkomunikasi bisa dipelajari. Mama hanya perlu membimbing anak sesuai dengan karakter dan teknik belajar yang ia miliki.

Tipe Pembelajar Auditori (mengandalkan pendengaran)
Ajak bercakap-cakap.
Mulailah pembicaraan dengan bercerita tentang apa saja, misalnya isi buku yang sedang Anda baca, pengalaman pribadi, atau pengalaman teman Anda. Uraikan kisah Anda dengan narasi dan urutan kronologis yang jelas agar si kecil terbiasa menyusun kalimat secara efektif. Meski tampak cuek, percayalah bahwa ia sebenarnya memerhatikan Anda.

Ajukan pertanyaan terbuka, seperti, ”Kakak tadi belajar apa di sekolah?” Dengan cara ini, Anda berpeluang mendapat jawaban yang lebih bervariasi ketimbang pertanyaan tertutup, seperti, ”Tadi Abang senang nggak di sekolah?” Jika si kecil lambat merespons, pancing lagi dengan pertanyaan yang lebih spesifik, seperti, ”Teman Kakak yang main ayunan tadi, siapa saja?”

Rekam penampilannya. Ajak anak menyanyi, membaca puisi, atau membaca cerita, dan rekamlah penampilannya itu. Anak-anak biasanya senang mendengar suara mereka sendiri. Dengan begitu, ia akan tambah semangat memberi penampilan yang lebih baik lagi di lain waktu.

Plesetan cerita buku. Pilih salah satu buku favorit si kecil, dan bacakan cerita tersebut untuknya. Hanya saja, gantilah alur ceritanya sesuai keinginan Anda. Lihat apakah anak akan mengoreksi ‘kesalahan’ Anda dan menceritakan kembali versi yang sebenarnya.

Tipe Pembelajar Visual (mengandalkan pengamatan)
Videokan penampilannya ketika sedang membaca cerita atau melakukan penampilan apa pun. Biar lebih fun, Mama bisa mengajak ia memakai kostum sesuai karakter yang diceritakan. Setelahnya, tontonlah video tersebut bersama-sama, dan pujilah penampilannya. Abaikan kesalahan kecil, seperti salah pengucapan, yang ia buat. Yang penting, Anda telah berhasil menumbuhkan keberanian si kecil tampil di depan orang lain.

Menceritakan kembali film atau acara televisi favorit, untuk menarik minat anak bercerita. Sambil menyimak ceritanya, lontarkan pertanyaan yang lebih mendetail, seperti mengapa tokoh utamanya tadi marah-marah atau sedih.

Baca juga: Bila Anak Memiliki Kecerdasan Visual

Buku tanpa kata-kata. Buku cerita bergambar yang tidak dilengkapi dengan tulisan adalah media yang cukup ampuh untuk merangsang kemampuan bercerita si kecil. Plus, mengembangkan imajinasinya. Jika tidak berhasil menemukannya di toko buku, Mama juga bisa memanfaatkan buku mewarnai atau halaman iklan di majalah.

Tipe pembelajar kinestetik (mengandalkan pengalaman fisik)
Terjun ke alam.
Ajak si kecil berjalan-jalan, dan bawalah toples atau kantong untuk mengumpulkan ‘harta karun’ di sepanjang jalan (batu berbentuk aneh, kerang, bunga, daun kering, dll). Sampai di rumah, ajak anak membongkar hasil buruannya, dan menceritakan kembali keunikan benda-benda tersebut.

Baca juga: Ciri-ciri Anak Tipe Kinestetik

Pentas drama keluarga. Tulislah naskah singkat, dan ajak si kecil menampilkan drama bersama keluarga. Rekamlah pementasan tersebut, dan tonton kembali, sambil mengajak anak ngobrol tentang kronologis ceritanya.

Mengarang cerita. Buatlah permainan ‘cerita bersambung’bersama keluarga. Anda bisa memulai dengan, “Pada suatu hari, hiduplah seorang anak yang tinggal di Planet Mars bersama keluarganya…,”lalu biarkan anggota keluarga lain melanjutkan ceritanya, termasuk anak.

Foto: 123rf
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia