Dampak Anak Ditolak dari Pergaulan




Teman adalah hal yang penting dalam kehidupan anak-anak. Mereka ingin terlibat dalam pertemanan yang menyenangkan. Bermain, bereksplorasi, berbagi serta belajar bersama jadi impian banyak anak. 
 
Tetapi ada pula anak-anak yang tidak bisa diterima dalam satu pertemanan. Alasannya beragam, ada yang karena bentuk tubuhnya, tidak bisa memenuhi nilai kelompok, gaya hidup yang berbeda, dan lain sebagainya. Penolakan yang dialami anak bisa berpengaruh terhadap emosi, pikiran, dan perilakunya.
 
Berikut ini adalah dampak yang mungkin dialami anak karena mengalami penolakan:

  • Rasa Sakit yang Traumatis
Guy Winch, Ph.D., seorang psikolog dan penulis buku Emotional First Aid: Healing Rejection, Guilt, Failure, and Other Everyday Hurts menjelaskan bahwa saat mengalami penolakan, otak akan merespons dengan rasa sakit yang sama seperti saat sedang mengalami sakit secara fisik. Selain itu, rasa sakit terhadap penolakan juga bisa bersifat traumatis. Menurutnya, anak dapat menghidupkan kembali dan mengalami kembali rasa sakit sosial lebih jelas daripada merasakan sakit fisik. 
  • Merasa Sendiri
Dr. Roy Baumeister, Social Psychology Area Director di Florida State University mengatakan bahwa penolakan bukanlah hal yang sederhana untuk dihadapi. Menurutnya, manusia terlahir dengan naluri alamiah untuk berkelompok. Maka, penolakan akan menjadi menyakitkan dan membuat anak merasa harus hidup sendiri. 
  • Kehilangan Kepercayaan Diri
Winch menuturkan bahwa penolakan akan membuat seseorang fokus hanya pada mencari kekurangannya saja. Anak terdorong untuk menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa memenuhi gaya hidup teman-temannya, menjadi seseorang yang berbeda, dan lainnya. itulah yang memicunya kehilangan kepercayaan diri karena merasa tidak memiliki kelebihan apa pun. 
  • Berpengaruh pada Kecerdasan
Menurut Winch, penolakan akan membuat anak tidak bisa berpikir jernih. Ia memaparkan hasil sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa ketika seseorang yang akan mengerjakan tes diminta mengingat kembali pengalaman penolakannya, maka hasil tes IQ, tes memori jangka pendek dan tes pengambilan keputusannya mendapat nilai yang lebih rendah. Riset yang dilakukan oleh tim Baumeister juga menemukan bahwa hidup sendiri dan terkucil karena penolakan akan membuat anak terganggu kinerja intelektualnya.
  • Berperilaku Negatif
Eileen Kennedy-Moore, PhD, seorang psikolog klinis dari Princeton, NJ mengatakan bahwa penolakan bisa memiliki dampak yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan. Ia mengungkapkan bahwa sekitar setengah dari anak laki-laki yang ditolak akan memiliki perilaku agresif seperti memukul atau menendang. Mereka juga cenderung argumentatif dan mengganggu teman lainnya. Namun, 13-20% lainnya akan menjadi pemalu, pendiam dan menarik diri dari lingkungan pertemanannya. Perilalu agresif secara fisik akibat penolakan tidak banyak dijumpai pada anak perempuan. Anak perempuan yang mengalami penolakan cenderung lebih suka memerintah dan mengekspresikan lebih banyak emosi negatif seperti sedih atau murung.
  • Berubah Jadi Lebih Baik
Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., psikolog klinis dari Universitas Indonesia menngatakan bahwa dampak penolakan bisa berbeda-beda pada tiap anak, bergantung pada bagaimana mereka mempersepsi penolakan tersebut. Ia menyatakan bahwa selain memiliki dampak negatif, penolakan juga bisa menghasilkan dampak positif. Saat mengalami penolakan, anak akan mencari tahu apa yang membuatnya ditolak. Mereka akan mengubah perilaku atau sifat buruk mereka yang menjadi alasan penolakan. Mereka akan berupaya untuk berubah menjadi lebih baik agar diterima kembali dalam lingkungan tersebut.


Lela Latifa
Foto: Shutterstock

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia