Edukasi Seks pada Anak Sejak Dini, Ini 9 Manfaatnya!


Mengenalkan pendidikan seksualitas pada anak sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Tidak perlu ada keraguan, merasa tabu, risi, atau saru ketika mengajarkan mereka. Apalagi jika anak sudah mulai bertanya mengenai hal-hal yang ada kaitan dengan aspek seksualitas atau hubungan pernikahan, Anda harus tanggap. Anda dapat mengambil kesempatan belajar dari setiap momen dalam keseharian anak. Misalnya saat anak sedang mandi, Anda dapat memberikan informasi bagaimana cara membersihkan bagian alat vital anak dengan tepat. Atau, saat sedang duduk bersama anak perempuan, berikan informasi mengenai cara berpakaian yang sopan.

Dengan demikian, secara tidak langsung Anda mengajarkan anak untuk lebih menghargai tubuhnya sendiri. Untuk menjadi mentor sekaligus guru untuk anak, Anda sebagai orang tua perlu mempersiapkan diri dan membekali diri dengan ilmu seputar seksualitas. Selain lewat membaca, Anda bisa mendapatkan ilmu-ilmu tersebut dengan mengikuti sesi-sesi kelas parenting untuk mempertajam keahlian berinteraksi dengan anak. Ketika sudah memiliki bekal ilmu pendidikan seksualitas, maka Anda harus menjadi orang tua yang siap ditanya. Untuk itu, kepercayaan diri ketika menjawab pertanyaan anak sangat penting untuk Anda miliki. Jangan lagi merasa gugup atau gagap ketika anak melontarkan pertanyaan yang ‘menjurus’. Jika masih tak yakin, tidak ada salahnya meminta bantuan pada ahlinya, seperti dokter atau psikolog.

Tak sekadar menjawab rasa penasaran anak, ilmu seputar seksualitas punya manfaat lain untuk anak. Ini beberapa di antaranya:
  • Menimbulkan pemahaman pada anak bagaimana tiap anggota tubuh bekerja sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan yang diharapkan.
  • Memberikan informasi dan arahan mengenai bagaimana anak harus menjaga kebersihan serta merawat organ seksualnya.
  • Anak dapat memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya sesuai perkembangan, sehingga melewati fase perkembangan dengan nyaman dan sehat.
  • Menjadikan anak mengerti tentang proses berketurunan.
  • Mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi akibat pertumbuhannya
  • Menguatkan proses identitas dirinya terkait dengan jenis kelaminnya.
  • Menciptakan kesadaran bahwa hubungan seksualitas adalah hal yang sakral dan hanya dilakukan dalam konteks pernikahan.
  • Mempersiapkan anak agar mampu membina keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab
  • Mencegah anak dari perilaku seksual menyimpang, seks bebas, pernikahan dini, PMS, HIV/AIDS.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia