Gandum Vs Oat



Oat adalah makanan kaya serat pembangkit energi bernutrisi yang kerap menjadi pilihan sarapan sehat, praktis, dan mengenyangkan. Namun, mengonsumsi oat saja tidak cukup, perlu ada tambahan sumber gizi lainnya. Oat bisa dimasak dengan susu nabati maupun hewani, lalu disantap dengan aneka buah favorit (pisang, stroberi, buah naga, kiwi, ceri, mangga, dan lain-lain), biji-bijian (biji flax, biji chia, biji bunga matahari), kacang-kacangan (almond, mede, walnut, kenari), dan pemanis seperti gula palem atau madu alami.

Banyak yang menyamakan oat dengan gandum. 
Sebenarnya, gandum dan oat berbeda. Oat tergolong serealia dan dianggap sebagai makanan sehat, sebab bisa menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol 'jahat'), khususnya oat bran (kulit luar pembungkus oat). 
 
Jadi, oat yang mengandung serat yang larut air (oat bran, tepung oat, atau oat yang digiling menjadi oatmeal) dianggap sangat mungkin bisa menurunkan risiko terkena penyakit jantung. 
 
Lalu, serat dalam oat lebih banyak ketimbang serat yang berasal dari 'grain' lain. Uniknya, protein yang dikandungnya memiliki kualitas yang sama dengan protein kedelai (bahkan menurut WHO sama dengan protein daging, susu, dan telur). Nah, Anda bisa terus memberi oat pada anak  dalam berbagai bentuk, seperti bubur, kue, cookies, roti, atau sebagai cereal. 
 
Bagaimana dengan gandum? Gandum berasal dari sejenis rumput dan merupakan sumber protein nabati yang tinggi, lebih tinggi dari protein nabati jagung, beras, atau cereal lain. Bahkan, kulit luarnya mengandung konsentrasi tinggi vitamin, mineral, dan protein.
 
Apakah keduanya akan memenuhi kebutuhan gizi anak? Tentu saja, tidak. Makanan yang sehat adalah makanan yang memenuhi kaidah sehat seimbang, seperti yang bisa dipelajari pada piramida makanan. Menu makanan sehat adalah menu makanan yang warna-warni setiap harinya. Jadi, Anda harus menyusun menu harian anak yang terdiri dari hijau, merah, kuning-oranye, dan putih.
 
Apakah oat dan gandum boleh diberikan setiap hari? Boleh. Bahkan, susun menu berbasis oat - gandum yang bervariasi, sehingga anak tidak bosan dan selalu excited saat jam makan tiba. Jangan lupa, makanan sehat berarti rendah lemak, sehingga tingkatkan konsumsi ikan (lemak baik). Di atas usia 2 tahun, berikan anak susu rendah lemak.

Baca juga: 
Resep: Oat Buah Naga

Fun Choco Sandwich Oatmeal

Foto: Shutterstock


Topic

#menusehatkeluarga #nutrisi

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia