Hadapi Anak Penggila Tren

“Tapi Ma, semua teman-temanku punya tas yang seperti itu. Kalau aku nggak punya sendiri, nanti mereka nggak mau berteman sama aku!” Pernah dengar kalimat seperti ini diucapkan oleh si praremaja Anda? Tak perlu terlalu khawatir, Ma, karena ini adalah masa transisi yang normal dialaminya.  
 
Menurut Richard Gallagher, Ph.D., direktur di Parenting Institute, New York University Child Study Center, Amerika, pada usia 9-12 tahun, anak Anda akan mulai mengubah fokus perhatiannya dari keluarga ke teman sebaya. “Pandangan mereka tentang hal-hal yang diperlukan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok masih dangkal. Mereka pikir, semua orang itu harus seragam untuk bisa bergaul bersama-sama. Nanti, ketika menginjak usia 13-14 tahun, mereka akan merasa lebih nyaman untuk sedikit berbeda dari yang lain,” jelasnya.
    
Sementara itu, bersikaplah fleksibel. Jika putra Anda meminta jenis tas tertentu untuk dibawa ke latihan sepakbola, atau jika putri Anda minta dibelikan sepatu platform ala Lady Gaga, selama masih masuk budget, tak ada salahnya mengabulkan keinginannya.

Tapi, jika dia minta sesuatu yang berlebihan, seperti video game Xbox terbaru atau  nonton konser Taylor Swift di luar negeri, maka mintalah dia menabung uang jajannya untuk membeli apa yang diinginkannya itu—tentunya, itu bila Anda memberikan izin untuk memilikinya.

Di luar itu semua, mulailah mengajak dia berpikir bahwa tidak semua hal yang diiklankan itu keren. Katakan, "Iklan itu bilang, kamu nggak keren kalau belum makan wafer itu. Memang enak, sih. Tapi, bukan berarti kita harus menyantapnya setiap hari, kan.” Dengan­ begitu, anak akan belajar memegang kendali sehingga kelak tidak mudah dipengaruhi lagi dipengaruhi oleh iklan.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia