Hadiah Saat Anak Berperilaku Baik

Bagaimana dengan menghargai perilaku baik? Grace Yong, pendiri Character Montessori di Singapura, menjelaskan bahwa dalam pendidikan karakter, perhatikan selalu prinsip ini: Jangan pernah gunakan hadiah materi untuk sikap atau karakter yang baik.

Contohnya, Grace mengajarkan putranya sejak masuk TK untuk bertanggung jawab, area mana yang memerlukan tanggung jawab mereka, dan apa yang diharapkan akan dilakukan mereka. Mengerjakan pekerjaan rumah, menurut Grace adalah tanggung jawab anak-anak.

Sama seperti orang tua bertanggung jawab menyediakan makanan setiap hari dan menyediakan tempat tinggal. Jika mereka tidak mengerakan pekerjaan rumah dengan baik, berarti mereka tidak memenuhi tanggung jawab sehingga akan ada konsekuensinya.

Namun ada juga orang tua yang menemukan bahwa saat digunakan dengan bijak, sistem hadiah dapat berperan dengan baik dalam mendorong anak berperilaku baik, terutama pada anak-anak yang lebih muda. Bundle Goh, academic associate di Republic Polytechnic, Singapura, yang memiliki tiga putra dengan rentang usia 4-9, tidak menghubungkan hadiah dengan prestasi akademis tapi dengan perilaku positif.

Bundle menyontohkan, saat anak-anaknya berbagi makanan atau mainan tanpa harus disuruh – pada awalnya Bundle harus mendorong mereka untuk melakukannya – mereka mendapatkan satu tanda baik. Jika sudah terkumpul sepuluh tanda baik, mereka akan ditraktir, biasanya camilan favorit mereka dari sebuah restoran.

Terkadang, anak-anak Bundle meminta dibelikan mainan kecil. Ia menyetujuinya dengan syarat mereka mengumpulkan 20 tanda baik. Dengan aturan ini, Bundle mendapati anak-anaknya menjadi lebih murah hati. Begitu juga dengan Lita Lunanta, psikolog anak dan pengajar pada Universitas Esa Unggul, saat ingin memberi hadiah dalam bentuk barang, ia menerapkan sistem delay. "Saat saya ingin memberikan mainan lego, misalnya, saya menyuruh anak saya mengumpulkan poin dari tugas-tugas rumah seperti menyalakan dan mematikan lampu taman, selain menjemur handuk sendiri dan sebagainya. Setelah jumlah poin tertentu barulah saya memberikannya lego."

Seperti Bundle dan Lita, Tan Meng Wei, direktur utama pusat penitipan anak Star Leamer's Group di Singapura, setuju bahwa kita juga harus menghargai anak di luar prestasi akademisnya. Kita bisa memberikan hadiah seperti mainan kecil saat ia berperilaku baik, terutama saat mereka membantu saudaranya atau menunjukkan kegigihan dalam permainan sepakbola.

Alternatif lain adalah memberikan umpan balik positif dan pujian atas pencapaian anak. Tujuannya, untuk menguatkan motivasi dan kepercayaan diri mereka. Traktir mereka dan biarkan mereka menentukan tempat makan favorit mereka, Ma. Bahkan dorong mereka untuk mengundang seorang teman, sehingga mereka bisa berbagi kebahagiaan dan pencapaian dengan orang lain.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia