Kemampuan Bergaul pada Anak Usia 4-9 Tahun


Secara bertahap kemampuan anak mengembangkan kemampuan bersosialisasi mengalami peningkatan sesuai usia. Berikut ini yang perlu Anda ketahui.
Usia 4 Tahun
Anak sudah mulai memasuki dunia bersosialisasi yang sebenarnya. Tak masalah. Ia sudah punya kemampuan sosial yang mendukung, diantaranya...
- Ingin berkelompok
Anak-anak usia ini sudah menikmati permainan berkelompok dan berinteraksi dengan teman sebaya.
- Memahami konsep berbagi dan bekerja sama
Konsep bekerja sama dan berbagi bisa terlihat saat anak bermain kejar-kejaran. Di saat tersebut, anak mampu menunggu giliran dan berganti peran sesuai aturan permainan secara umum. Pada tahap tertentu, anak juga bernegosiasi dan menyelesaikan konflik secara verbal, jika ada hal yang kurang disepakati.
- Menunjukkan rasa sayang
Di usia ini, anak sudah dapat menunjukkan rasa sayang secara fisik. Misalnya, ia akan memeluk dan mencium Mama karena sedang merasa sayang, atau berbagi mainan dengan teman sebaya yang disukai sebagai ekspresi simpati.

5 - 6 TAHUN
Di usia ini anak sudah belajar konsep nilai yang lebih kompleks untuk memiliki pergaulan lebih luas. Namun pada dasarnya, anak sudah mampu...
- Mengetahui konsep benar dan salah
Saat mulai bersekolah di TK, anak terlibat dengan lebih banyak orang yang mengajarkan lebih banyak aturan, termasuk soal benar dan salah. Kabar baiknya, anak sudah dapat menerima konsep nilai dari orang selain Mama dan Papa secara baik, sehingga tak sulit melepas ia bergaul di sekolah.
- Menyadari konsep sopan santun
Saat berusia 5 tahun, anak sudah mulai memahami norma-norma kesopanan dalam berbicara, dan mempertanyakan apakah ucapannya menyinggung perasaan orang lain atau tidak. Ini adalah kemampuan dasar anak untuk bisa diterima oleh lingkungannya. Orang tua sebaiknya mengajarkan cara mengekspresikan perasaan secara tepat karena di sisi lain, ia bisa dikucilkan oleh anak-anak sebaya yang juga memiliki kaidah kesopanan yang berlaku umum.
- Mampu bermain mandiri
Anak usia ini sebenarnya sudah memiliki kemandirian yang cukup untuk bermain tanpa pengawasan. Tak heran, beberapa sekolah memercayai sekelompok anak bermain tanpa harus selalu didampingi oleh guru. Ini adalah kemampuan dasar penting untuk menginjak jenjang sekolah selanjutnya, yang menuntut anak bisa menyelesaikan masalah sendiri.
- Berkeinginan mencoba hal baru
Anak sudah mulai memiliki inisiatif untuk mencoba hal baru dan membuat keputusan sendiri. Kemampuan ini kadang tak optimal karena anak terlalu khawatir atau terlalu tergantung dengan orang tua maupun pengasuh.

7-9 TAHUN
Menginjak usia 7 tahun, anak mengalami perkembangan luar biasa dalam kemampuan sosialnya. Di usia ini anak mulai mengembangkan keterampilan dasar untuk hidup lebih mandiri secara fisik, intelektual, dan emosional, serta secara sosial ia memiliki kemampuan...
- Berpendapat dan lebih kritis
Anak di usia ini umumnya sudah mulai memiliki pendapat pribadi sehingga berkesan kritis. Agar mudah diterima lingkungan, orang tua sebaiknya menanamkan sikap toleransi yang lebih besar terhadap perbedaan. Caranya, ajak anak bertukar pikiran di berbagai kesempatan, dan tanamkan tentang memahami perbedaan.
- Merasakan kekhawatiran
Sebagai tahapan sosial penting untuk beradaptasi dengan lingkungan pergaulan, anak usia 7 tahun sudah mulai dapat merasakan kekhawatiran. Rasa khawatir sebenarnya baik dalam perkembangan sosial anak karena mengajarkan ia menjadi tak egosentris dan mengikuti kesopanan. Namun jika khawatir berlebihan, dapat membuat anak menjadi tak percaya diri. Orang tua dapat mengelola rasa khawatir ini dengan membiasakan anak mengutarakan permasalahan dan membagi pengalaman orang tua kepada anak.
- Merasakan malu dan takut salah
Anak kelas 1 SD umumnya mulai mengembangkan rasa malu, sehingga terkadang ia menahan diri dari perilaku tertentu. Rasa malu sebenarnya bagian penting dari kemampuan sosial yang membuat anak tak menyalahi norma kepantasan. Namun jika berlebihan, anak justru dijauhi teman sebayanya karena sulit berinteraksi. Untuk itu, anak perlu mengelola rasa malu dengan memiliki lebih banyak pengetahuan tentang norma kepantasan dan keberanian. Di usia ini, anak juga mulai merasa bersalah ketika tahu dirinya melakukan sesuatu yang tidak benar. Sayang, rasa “takut salah” yang terlalu besar dapat membuat anak menjadi ragu-ragu, atau bahkan tidak bertanggungjawab. Coba ajak anak berdiskusi tentang salah dan benar, tanamkan jika kesalahan adalah hal yang wajar, dan juga salah satu cara untuk memperbaiki diri. (foto: dok parenting)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia