Kemampuan Ini Harus Dimiliki Anak Sebelum Masuk TK

Taman kanak-kanak merupakan tahap mempersiapkan anak untuk bisa belajar secara mandiri. Menurut Alzena, selain membutuhkan kemampuan yang berkaitan dengan kesiapan masuk kelompok bermain atau prasekolah, sebaiknya anak yang akan memasuki jenjang TK A memiliki kemampuan berikut:

- Mampu mengikuti aturan sederhana, seperti berbaris satu-satu sebelum masuk kelas.
- Mampu bermain bersama teman (Berinteraksi). Di TK, anak akan mendapat banyak pengalaman tentang bagaimana  bekerja sama dan hidup berdampingan dengan anak-anak lain, dibanding saat ia masih berada di prasekolah. Untuk membantu mempersiapkan kemampuan ini, Anda bisa mengajaknya bermain dan bersosialisasi dengan orang lain di berbagai tempat, seperti di taman bermain. Jenifer Wana, pengarang buku How to Choose the Best Preschool for Your Child: The Ultimate Guide to Finding, Getting Into, and Preparing for Nursery School, mengatakan, ada baiknya Anda mulai mempersiapkan kemampuan bersosialisai ini sekitar sebulan sebelum ia masuk TK. Jangan lupa memperkenalkannya dengan konsep berbagi dan bergiliran pada si kecil ya, Ma.
- Tahu cara menggunakan alat-alat tulis, seperti gunting, pensil, krayon, dan melakukan aktivitas sederhana menggunakan alat bantu lain.
- Memiliki kemampuan untuk mempertahankan fokus atau perhatian dalam rentang waktu sekitar 4 menit. Menurut Alzena, anak-anak seharusnya sudah bisa berkonsentrasi selama waktu yang sama dengan usianya. Misalnya, anak usia 4 tahun (usia standar untuk masuk TK), seharusnya sudah bisa berkonsentrasi selama 4 menit. Meski begitu, kesulitan berkonsentrasi sebaiknya tidak menghalangi Anda untuk memasukkan anak pada sekolah ini. Bukan tak mungkin lingkungan sekolah akan membantu anak meningkatkan kemampuannya untuk fokus pada sesuatu.
- Tahu alamat rumahnya dan nomor telepon rumah atau ponsel mama papanya.
- Lulus training toilet. Katakan secara jujur pada pihak sekolah mengenai kemampuan toilet training si kecil. Jika ia belum lulus toilet training, ajukan pertanyaan, yakni apakah pihak sekolah akan membantu si kecil melewati masa-masa ini? Bagaimana guru di sekolah akan menangani ‘kecelakaan’ pipis atau buang air besar? Jika Anda masih khawatir juga, ingat saja bahwa anak-anak biasanya akan lebih termotivasi untuk mandiri ke toilet ketika melihat teman-teman sebaya lainnya yang sudah mandiri.  Bagaimana jika si kecil belum menguasai keterampilan yang diperlukan di atas? Anda masih bisa melatihnya sebelum ia masuk sekolah. Apa saja yang bisa Anda ajarkan?
  • Kemampuan berbagi dengan teman sebaya dan bergiliran.
  • Menunggu dengan sabar dan menggunakan kata-kata untuk berkomunikasi.
  • Mengetahui nama lengkap Anda.
  • Menggunakan toilet sendiri.
  • Tahu cara berpakaian sendiri.
  • Tahu cara menggunakan ritsluiting.
  • Melafalkan dan mengenali alfabet.
  • Mengenali tangan kiri dan kanan.
  • Mengetahui warna dasar, bentuk, dan angka 0 sampai 20.
Baca juga: Usia Ideal Anak Masuk TK

Belajar Lewat Bermain...
Tak perlu menetapkan standar terlalu tinggi pada kemampuan anak saat ia masuk TK. Konsep TK sebenarnya adalah mempersiapkan anak untuk bisa belajar. Jadi, belum waktunya untuk mempelajari hal-hal yang serius dan berat. Cara termudah untuk membuat si kecil suka sekolah dan menyenangi proses belajar adalah membuat proses belajar menjadi menarik dan menyenangkan. Jadi, ia tidak akan menyadari kalau sedang belajar. Inilah ide-ide untuk mengubah momen belajar ke dalam permainan:
  • Hitung ada berapa banyak mobil biru yang Anda lihat dalam perjalanan ke toko swalayan.
  • Memberi nama warna dan bentuk segala benda yang Anda temui di dalam rumah.
  • Tuliskan huruf A sampai Z, serta angka 0 sampai 10 di secarik kertas, lalu masukkan ke dalam topi. Minta dia mengambil secarik kertas dan menyebutkan angka atau huruf yang diambilnya.
  • Urutkan mata uang logam, mulai dari yang terkecil hingga terbesar. Minta ia untuk menyebutkan nilainya.
  • Ajak si kecil menghitung sampai 100 ketika Anda berdua sedang menunggu bathtub terisi penuh.
Jika mama bekerja...
Selain kesiapan si kecil, Anda harus mempertimbangkan hal-hal lain. Misal, keterbatasan waktu Anda bersama anak, atau kualitas pengasuhnya. Jika sehari-harinya anak berada di tangan seorang pengasuh, menyekolahkan si kecil di usia dini tampaknya merupakan hal yang baik. Bisa jadi, anak tidak mendapat stimulasi pendidikan yang cukup baik dari pengasuhnya
saat Anda sedang tidak bersamanya. Dengan bersekolah, ia akan mendapat stimulasi pendidikan yang dibutuhkan sesuai usianya, serta lingkungan pergaulan yang lebih bervariasi dibanding yang ia dapat di lingkungan rumah.

Baca juga: Aplikasi Belajar Untuk Anak TK dan Playgroup

foto: pixabay

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia