Masalah Pertemanan, Sumber Stres Utama Anak




Masalah relasi menempati prosisi teratas sebagai sumber stres anak. Hal ini diungkap psikolog klinis, sekaligus aktivis anti-perundungan, serta penulis buku Why Children Bully, Hanlie Muliani, M.Psi. “Ini sudah terjadi di generasi Z. Dari data yang saya dapatkan dari satu seminar yang diselenggarakan oleh para psikiater di Universitas Indonesia, menunjukkan bahwa perundungan menjadi sumber stres utama yang menimbulkan masalah psikologis,” ucapnya.
 
Hanlie juga menyebut bahwa masalah yang sama juga terjadi di generasi anak-anak kita, generasi alfa. “Data yang saya peroleh dari presentasi seorang Profesor yang berasal dari US dalam pertemuan konferensi Psikolog Sekolah di Tokyo 2018, masalah relasi menjadi sumber stres utama pada anak-anak sekolah,” ceritanya.
 
Dari temuan tersebut, tampak bahwa empat besar sumbers tres utama anak adalah: masalah relasi (mencakup masalah pertemanan seperti tidak diterima, disingkirkan, atau perundungan), masalah diri sendiri, masalah lingkungan, dan masalah sosiokultural.
 
“Berdasarkan pengalaman di ruang konseling, anak-anak dan remaja memang lebih stres kalau ada masalah dalam pertemanan daripada masalah akademik. Lebih tidak mau ke sekolah kalau ada masalah pertemanan daripada kalau harus remedial,” tutur Hanlie.
 
Hanlie menuturkan bahwa baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat harus bekerjasama memberikan pendidikan karakter serta pendidikan pertemanan positif dan antiperundungan yang konsisten.
 
“Orang tua dan guru, jangan pernah mengecilkan masalah yang dialami anak-anak terkait kompleksitas pertemanan dan bullying,” harap Hanlie.
 
Benarkah Punya Teman Dekat Membuat Anak-Anak Bebas Perundungan?
Mungkin beberapa orang tua berpikir bahwa dengan memastikan anaknya memiliki sedikitnya satu teman akan membuat mereka terhindar dari perundungan. “Kita harus sadari bahwa kompleksitas pertemanan pasti ada. Anak kita punya kemungkinan konflik dengan temannya. Karena tidak mungkin kita hidup tanpa konflik,” ucap Hanlie.
 
Ia mengimbuhkan, “Karena, pada kenyataannya best friend bisa jadi enemy. Anak sekarang istilahnya friendemy, friend tapi enemy.”
 
Jadi, Hanlie berpendapat bahwa dengan memastikan anak punya teman artinya ia terhindar dari perundungan. Yang perlu dilakukan orang tua adalah mengajarkan anak-anak keterampilan bersosialisasi yang tepat agar mereka bisa diterima di dalam pergaulan.
 
LTF
FOTO: FREEPIK
 
 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia