Mengenal The Resilient Kids, Si Anak Tangguh Zaman Now




Era 4.0 ini adalah era yang sangat kompetitif. Di era ini, tenaga kerja manusia sudah mulai digantikan oleh kerja teknologi. Oleh karenanya, tiap orang harus punya kualifikasi yang unik dan bernilai, sehingga bisa mendapatkan profesi atau kesuksesan yang ditargetkan.
 
Tantangan yang sama mungkin masih berlaku atau bahkan semakin besar untuk anak-anak kita dalam lima belas sampai dua puluh tahun ke depan. Sebenarnya, ini juga merupakan tantangan bagi orang tua; bagaimana orang tua memberikan pengasuhan dan pendidikan yang tepat untuk anak.
 
Bukan hanya membekali anak dengan pengetahuan sains, matematika, teknologi, seni, dan bahasa saja, orang tua juga harus menyiapkan anak memasuki ‘arena kompetisi’ tersebut. Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan orang tua dalam menjawab tantangan ini adalah dengan menumbuhkan resiliency pada anak.
 
Yang Dimaksud dengan Resilient Kids
Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Remaja dalam Instagram Live dengan Parenting Indonesia mengatakan bahwa yang dimaksud dengan resilient kids adalah anak yang punya daya lenting. Irma mengibaratkan daya lenting pada anak dengan gerakan bola basket yang melenting atau melambung lagi begitu dientakkan ke lantai. “Kemampuan anak untuk bisa mengatasi kesulitan, beradalaptasi, fleksibilitas, itu yang ada di dalam kamus resilience,” ujarnya.
 
Irma menyebutkan bahwa the resilient kids memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

  • Memiliki kompetensi sosial yang baik.
Anak yang resilient umumnya memiliki kepercayaan diri yang baik untuk berani mencoba sesuatu.
  • Memiliki kompetensi akademik dan nonakademik yang baik.
“Anak-anak yang resilient tidak takut mencoba, pantang menyerah, sehingga kemampuan akademik dan nonakademiknya juga baik,” ujar Irma.
  • Memiliki regulasi emosi yang baik.
Anak yang resilient mampu mengidentifikasi emosi mereka, misalnya saja bila mereka kecewa, sedih, atau malu karena kegagalan mereka. Mereka juga mampu mengelola emosi negatif tersebut.
  • Mampu menahan impulsifitasnya.
Anak-anak yang resilient, menurut Irma, mampu mengendalikan diri untuk menunda kesenangan. Mereka bisa membedakan mana yang harus sekarang dan mana yang bisa nanti.
  • Memiliki kemampuan menganalisis masalah.
Anak-anak ini bisa menganalisis masalah yang mereka hadapi serta punya beberapa alternatif solusi untuk mengatasinya.
  • Bisa membuat prioritas.
Mengikuti beberapa karakteristik sebelumnya, anak-anak yang resilient juga terampil dalam membuat prioritas. “Mereka berproses,” ujar Irma.
 
Lingkungan yang Mendorong Resiliency
Irma menjelaskan bahwa resiliency atau daya lenting itu bukanlah bawaan lahir. “Resilience itu keterampilan berdasarkan personal journey masing-masing,” ucapnya. Oleh karenanya, resiliency atau daya lenting itu harus dilatih.
 
Irma menjelaskan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan daya lenting seorang anak. Irma mengklasifikasikannya sebagai berikut:
  • Lingkungan yang kondusif,
Lingkungan yang memberikan cinta tanpa syarat kepada anak
  • Lingkungan yang mendukung anak.
Yakni lingkungan yang memercayai anak untuk menentukan apa yang ingin ia coba
  • Lingkungan yang membuat anak aktif.
Yakni lingkungan yang membuat anak punya kesibukan positif dan memberi peluang untuk berani mencoba
  • Lingkungan yang memberi contoh.
Artinya, lingkungan di mana orang-orang di sekeliling anak juga memiliki daya lenting ketika menghadapi masalah. “Kalau orang tuanya gampang panik, mudah menyerah, ya, anak-anak akan mencontoh,” ujar Irma.
 
Tantangan Anak Zaman Now
Anak-anak kita, generasi alfa adalah digital natives. Mereka tumbuh dengan teknologi digital di tangannya. Hal tersebut memang banyak keuntungan positifnya.
 
Tapi, juga ada peluang anak akan ketergantungan dengan keberadaan teknologi digital tersebut. Apa-apa tinggal klik. Pesan makanan, tinggal klik. Bahkan mengerjakan soal pun, tinggal klik search pada kolom browser. Ini menjadi PR untuk orang tua untuk melatih anak tidak manja dan bergantung pada segala hal yang memudahkan tersebut.
 
Baca juga:
3 Langkah Mengasuh Anak Tangguh
Potensi Alami Ketangguhan Anak Sesuai Usia
 
LTF
FOTO: FREEPIK
 
 
 


 

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Mengenal The Resilient Kids, Si Anak Tangguh Zaman Now

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia