Orang Tua Mengerjakan Tugas Prakarya Anak, Salahkah?


Anak laki-laki saya tidak rapi dan telaten. Masalahnya, sekolah sering memberi tugas art & craft atau tugas yang berkaitan dengan pekerjaan tangan. Karena gemas dengan ketidakrapiannya, saya suka mengambil alih tugas tersebut dan membantu mengerjakannya. Apakah saya salah? —Yuliana Halim, Jakarta

Salah satu tujuan take home project atau homework atau pekerjaan rumah (PR) adalah untuk memperkuat ikatan (bonding) antara anak dan orang tua. Jadi, orang tua memang harus bekerja sama dengan anak. Banyak hal positif yang bisa diambil, di antaranya orang tua bisa memahami dinamika belajar anak, bagian mana yang merupakan minat dan keunggulan anak, serta bagian mana yang masih perlu dibantu. Jadi, sebenarnya, sah-sah saja membantu mengerjakan tugas anak, tapi bentuknya kolaborasi. Anda bisa coba lakukan langkah-langkah ini secara bertahap:

Langkah 1: Kepercayaan
Anda perlu lebih percaya pada kemampuan anak untuk berkembang dan berproses, dan meyakini bahwa proses memang lebih berharga daripada sekadar melihat hasil.

Langkah 2: Waktunya berkolaborasi
Anda bisa mengerjakan tugas bersama atau berbagi bagian. Beri anak bagian yang memang dapat dilakukannya. Diskusikan ide-ide atau konsep pengerjaan tugas, kemudian eksekusikan berdua. Pada tugas berikutnya, Anda bisa mulai memberikan peran lebih pada anak, dan biarkan ia mengerjakannya tanpa bantuan Anda. Boleh saja sesekali memberi ide, tapi jangan lupa beri juga pujian atau apresiasi untuk halhal yang berani ia kerjakan, serta yakinkan ia bahwa tak apa-apa jika salah atau hasilnya kurang sempurna.

Langkah 3: Apresiasi
Biasanya, tugas atau hasil karya anak akan dipresentasikan atau dipajang di kelas. Itu adalah sebuah bentuk apresiasi dari guru untuk anak. Ketika tugas tersebut dikembalikan ke rumah, boleh juga kalau mau dipajang di rumah. Berikan tempat khusus yang jadi galeri hasil karya anak. 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia