Penyebab Anak Tidak Cocok dengan Sekolah

Umumnya, ada berbagai hal yang menjadi pemicu terjadinya ketidakcocokan anak di sekolah barunya. 

1.    Keunikan anak. Misalnya, anak prasekolah mengalami keterlambatan perkembangan (seperti terlambat mulai bicara) atau ada kebutuhan khusus (seperti autisme atau disabilitas intelektual/tuna grahita). Nah, gangguan semacam ini biasanya dideteksi di usia prasekolah, sehingga ketika mencari SD memang sudah lebih pas dengan kebutuhannya. Tapi, ketika belum dideteksi, gangguan-gangguan tersebut menjadi penyebab ketidakcocokan anak di SD kelak.
Nah, ketika di SD, lebih kompleks lagi penyebabnya. Tetap ada penyebab individual, seperti learning disorder tertentu (disleksia atau disgrafia) yang baru diketahui saat SD. Bisa juga, hal ini terjadi karena adanya gangguan hiperaktivitas/inatensi.

2.    Ketidaksesuaian gaya hidup atau gaya pergaulan di SD. Misalnya, anak amat sederhana di rumah. Padahal, di sekolah, teman-temannya sangat jor-joran. Akibatnya? Anak bisa stres mengikuti gaya hidup tersebut. Nah, anak seperti ini sangat perlu didampingi.

3.    Ketidakcocokan kurikulum. Hal ini juga bisa menjadi masalah di SD, terutama kalau gurunya kurang mahir menjalankan kurikulum tersebut. Kita tidak hanya bicara tentang kurikulum pemerintah, tapi kurikulum lain yang dianut sekolah. Kalau guru kurang bisa memodifikasinya sesuai kebutuhan murid, hal ini bisa berpotensi menimbulkan ketidakcocokan.

4.    Ketidakcocokan dengan guru. Misalnya, gurunya masih terlalu junior, tapi sudah memegang kelas sendiri. Atau, guru terlalu kaku, sehingga tidak bisa mengikuti kebutuhan anak. Biasanya, sih, kalau ketidakcocokan si kecil hanya terhadap guru tertentu, masih bisa dilakukan negosiasi untuk pindah kelas (kecuali kalau di sekolah tersebut 1 level cuma ada 1 kelas saja!).



Photo : Getty Images

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia