Penyebab Gigi Tetap Anak Tumbuh Berantakan


 

Satu per satu gigi sulung anak Anda mulai tanggal dan berganti dengan gigi tetap atau gigi dewasa. Akan tetapi, kenapa gigi anak tumbuhnya berantakan, ya? Wah, masalah ini pasti jadi keluhan tak sedikit orang tua. Anak-anak yang sewaktu balita giginya berjajar rapi, kini setelah mulai besar, justru sebaliknya.


Sebetulnya apa saja, sih, yang bisa menyebabkan gigi anak tidak rapi? Dr. Eva Fauziah, drg, Sp.KGA (K), Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Pengurus Daerah DKI Jakarta, dalam Live Meet Up di Instagram Live Parenting Indonesia, mengutarakan bahwa sebetulnya ada beberapa penyebab utama kasus gigi anak tumbuh berantakan. Apa saja?


Genetik

Yang pertama adalah adanya ketidaksesuaian antara rahang dengan gigi. “Itu biasanya terjadi karena faktor genetik, jadi ada pernikahan antara ras (atau suku),” ujarnya. Ia mencontohkan anak yang lahir dari pernikahan antara orang tua suku Batak dan Jawa. Salah satu ciri fisiologis yang mayoritas dimiliki orang Batak adalah rahang yang cenderung besar. Sementara, apabila satu orang tua lagi berasal dari suku Jawa yang memiliki ciri fisiologis gigi lebih kecil, maka anak-anak mereka akan memiliki struktur gigi dan rahang yang merupakan kombinasi dari kedua orang tuanya.


Anak bisa saja mewarisi rahang yang besar dengan gigi kecil sehingga giginya tampak renggang. Atau, kemungkinan lainnya, anak bisa mewarisi rahang yang kecil dengan gigi yang berukuran cenderung besar sehingga struktur giginya akan berjejal.


Kebiasaan Buruk

Gigi tumbuh berantakan bisa berawal dari kondisi atau pertumbuhan gigi susu. Jangan menyepelekan kesehatan gigi susu anak, Anda perlu tahu cara Merawat Gigi Susu dan Jangan Abaikan 3 Masalah Gigi Susu Ini! Selain itu, ada beberapa kebiasaan buruk anak yang dapat memengaruhi pertumbuhan gigi menjadi berantakan, antara lain:
 

1. Malas Mengunyah
Dr. Eva menjelaskan bahwa salah satu kebiasaan anak yang malas mengunyah atau terlalu sering mengemut makanan juga bisa menyebabkan gigi tumbuh berantakan. Sebab, malas mengunyah membuat otot rongga mulut tidak berkembang. “Rahangnya jadi sempit,” ujarnya. Sehingga, ketika gigi dewasa tumbuh, tidak ada cukup ruang. Inilah yang membuat giginya berjejal tidak rapi.

Orang tua harus memberi stimulasi bagi otot rongga mulut sejak dini, bahkan ketika gigi anak masih berupa gigi susu atau gigi sulung dengan menyesuaikan tekstur makanan. “Kalau waktunya makan kasar, ya kasih makan kasar,” pesan Dr. Eva. Hindari terus menerus memberi anak makan makanan yang dilembutkan seperti dijus atau ditim ketika mereka sudah waktunya naik tekstur.
 

2. Penggunaan Dot dan Pacifier
Dr. Eva menggarisbawahi transisi menyapih yang biasanya mengandalkan penggunaan dot dan pacifier dalam jangka waktu yang lama sebagai salah satu penyebab gigi berantakan juga. “Ada anak yang umur 7-8 tahun masih ngedot,” tuturnya. Ia menjelaskan bahwa penggunaan dot dan pacifier memberikan tekanan yang berisiko membuat gigi jadi tumbuh maju sehingga membuat anak tampak tonggos.

Tak hanya itu, kebiasaan menggunakan dot sebelum tidur juga memicu masalah karies. “Nah, karies gigi ini kalau nggak dirawat pun nanti harus dilakukan pencabutan. Kalau sudah ada pencabutan, gigi tetap nanti tumbuhnya akan nggak ada arah, akhirnya jadi berantakan juga,” imbuhnya.

Baca juga: Membantu Anak Lepas dari Dot

3. Isap Jempol, Gigit Bibir, dan Gigit Kuku
Kebiasaan buruk ini juga harus dieliminasi karena dapat menyebabkan susunan gigi jadi tidak rapi. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan buruk anak mengisap jempol adalah dengan memasangkan plester di ibu jarinya. “Kalau anak mau isap jempol, jadi nggak jadi,” ujar Dr. Eva. Cara lain yang bisa digunakan untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk ini adalah dengan memberikan reward untuk setiap kemajuan yang dilakukan anak.
 

4. Bruxism (Menggemeretakkan Gigi)
Pernahkah Anda mengamati anak Anda menggemeretakkan atau menggesek gigi-giginya ke atas-bawah atau ke samping kanan-kiri saat tidur? Kebiasaan ini disebut dengan bruxism. Menurut Dr. Eva, bruxism umumnya terjadi pada anak di atas usia 5 tahun dan disebabkan oleh masalah psikologis, seperti terlalu lelah, frustasi, atau sedang menghadapi transisi seperti mulai masuk sekolah atau pindah rumah. “Bruxism bikin giginya terkikis. Jadi, yang tadinya panjang jadi rata,” ucapnya. Hal ini juga dapat berpengaruh ke nyeri pada otot-otot rahang.

5. Kecelakaan
Dr. Eva menjelaskan bahwa posisi benih gigi tetap tepat berada di bawah gigi susu atau gigi sulung. Sehingga, apabila ada trauma karena jatuh di gigi sulung, maka bisa berdampak ke gigi tetap, salah satunya adalah menggeser posisi sehingga bisa jadi tumbuhnya miring.

 

Baca juga:

Kapan Gigi Susu Tumbuh?

Perawatan Gigi Susu yang Baik Akan Mencegah Karies

Peralihan Gigi Susu Jadi Gigi Tetap

 

(LELA LATIFA)

FOTO: FREEPIK

 

 

 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia