Siapkan Anak Menjadi Entrepreneur


Inilah yang harus Anda lakukan agar anak siap menjadi pengusaha sejak dini:

1. Mulai dengan menjelaskan kepada anak mengenai profesi pengusaha, berikut plus minusnya dalam bahasa yang bisa mereka pahami. Misal, “Pengusaha itu berarti kamu menjadi bos untuk diri kamu sendiri.” Atau, “Kamu tak perlu pergi ke kantor dan bisa bekerja dari mana pun yang kamu suka.” Sedangkan untuk minusnya, Anda bisa jelaskan pada anak bahwa “Gaji yang kamu dapat nanti sangat bergantung pada seberapa keras kamu bekerja dan berusaha.”

2. Tanyakan kepada anak, jika mereka menjadi pengusaha, kira-kira bidang usaha apa yang menarik minatnya. Tahap ini adalah tahap mengajar anak untuk memiliki mimpi dan cita-cita, bukan menilai apakah cita-cita itu aneh atau tidak bagi Mama. Ingat, Ma, yang menurut Anda aneh saat ini, bisa saja menjadi tren ketika anak dewasa. Salah satu contohnya: Gojek!

3. Bantu anak untuk menetapkan tujuannya dengan kertas dan pensil atau mencatatnya di komputer. Misal, ingin punya smartphone seperti milik Mama tahun depan! Catat semua tujuannya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dan tempelkan di tempat yang mudah terlihat dan terbaca. Harapannya, agar anak selalu teringat pada tujuannya dan terus termotivasi untuk menggapai cita-citanya.

4. Kenalkan mereka pada konsep rencana bisnis yang sederhana. Misalnya, mereka menjual jasanya kepada Mama untuk membantu membereskan rumah. Buat kesepakatan berapa upah yang akan mereka dapat untuk bekerja selama satu jam. Atau, Mama bisa mengajarinya membuat kue atau kerajinan tangan. Setelah ia mahir dengan keterampilannya, dorong ia untuk memasarkannya kepada teman-teman atau tetangga. Di sini, tugas Mama juga mengajari anak berbelanja bahan dan mencari harga murah serta menentukan laba dagangannya.

5. Tanyakan kepada anak apakah uang upah atau penghasilan mereka mau ditabung untuk menjalankan bisnis sederhana lainnya ataukah langsung mereka gunakan untuk membeli barang yang mereka sukai. Untuk anak yang masih kecil, berhenti sampai tahap mereka menerima upah. Di sini anak sudah belajar bagaimana caranya berbisnis jasa kepada orang tuanya dan bahwa dengan berbinis, mereka bisa menikmati hasil yang lebih dari sekadar uang jajan rutin.

Untuk anak yang lebih tua atau remaja, Mama boleh mendorong mereka untuk menggunakan upahnya sebagai modal mengembangkan bisnis yang lain. Misalnya, untuk membeli perangkat kebersihan seperti sabun, sampo, dan lain sebagainya.

6. Menjadi investor. Jika Mama nilai anak berbakat bisnis dan punya kesungguhan, tidak ada salahnya Mama menawarkan diri sebagai investor mereka. Buat kesepakatan dan hitungan yang jelas mengenai pembagian keuntungan yang menguntungkan kedua pihak.

Foto: Foto Search

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia