Solusi Atasi Anak Sering Berkata Kasar


Anak memang tengah asyik berburu kata-kata baru. Dampingi agar ia tidak mengucapkan kata-kata yang buruk. Caranya:

- Tidak marah, tidak tertawa. Di usia ini, anak memang belum memiliki ‘saringan’ untuk membedakan mana kata yang baik, yang buruk, dan bisa menyinggung perasaan orang lain. Umumnya, ia juga gemar mencermati reaksi orang lain atas perbuatannya. Reaksi heboh, mimik, ekspresi, maupun gerak tubuh Anda justru akan membuat ia semakin tertarik mengucapkan kata-kata tersebut di lain waktu. Dan, meski ia takut saat Anda memarahi ia, ia juga memaknai hal itu sebagai bentuk kesenangan, karena Anda telah memberikan ia perhatian. Beriskaplah dengan tenang, lalu tanyakan baik-baik, dari mana ia mendengar perkataan itu, sehingga Anda bisa mewaspadai sumber-sumbernya.

Sebaiknya, hindari tertawa menganggap hal itu lucu. Anak akan mengira, kata-katanya mendapat persetujuan dari Anda, dan ia akan mengulangi di lain waktu untuk menghibur, atau mencari perhatian.

- Konsisten memberi tahu. Perlu waktu panjang untuk membuat anak memahami baik atau tidaknya kata-kata yang ia ucapkan. Daya ingat dan konsentrasi anak usia ini masih dalam tahap perkembangan, maka ia pun butuh waktu untuk merekam, serta memahami bimbingan Anda agar tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan. Bimbing ia secara konsisten, dan pilih waktu yang tepat, misalnya saat suasana hatinya senang dan tidak dalam kondisi lelah. Bisa juga dengan membacakan buku cerita yang temanya berkaitan dengan perilakunya saat ini.

- Gunakan kalimat yang pas. Memberi tahu balita Anda mengenai pemakaian kata-kata kasar dan tak pantas memang perlu trik jitu. Coba dengan kalimat, “Sayang, kamu tahu tidak, ‘bego’ itu kata yang kasar dan tidak bagus sekali, lho. Kalau kamu mengucapkan kata itu, Mama jadi sedih, orang yang mendengar bisa jadi tidak
suka sama kamu.” Atau, alihkan pembicaraan saat ia berucap kasar supaya ia menganggap kata-kata tersebut tidak berarti. Misalnya, “Sayang, hari Minggu kita jalan-jalan, yuk,” “Adik lebih baik bantu Mama mewarnai gambar,” atau, “Kira-kira saat ini Papa sedang apa, ya? Ayo, kita telepon Papa.”

- Kenalkan konsekuensi. Bila sudah 2 kali diperingatkan, namun si kecil masih juga berbicara kasar, Anda perlu mendisiplinkan ia. Katakan dengan tenang, namun tegas, “Carlo, Mama sudah kasih tahu dua kali, kamu tetap omong kasar. Sekarang Carlo tidak boleh makan es krim yang kita beli kemarin.” Tunjukkan kepada anak bahwa Anda tidak suka dengan perbuatannya. Bisa pula dengan membuat tabel perilaku, lalu beritahukan fungsinya.

“Kalau kamu berbuat baik, Mama akan beri tanda bintang, dan kamu dapat hadiah. Tetapi, kalau kamu masih berucap kasar, Mama akan beri tanda silang, dan kamu akan dapat hukuman.” Berikan batasan 5-10 kali, dengan hubuman bisa berupa time out, membatasi waktu menonton tivi, main game, atau tidak boleh menyantap hidangan kesukaannya. Membatasi anak dari hal yang ia gemari adalah hal yang tidak menyenangkan baginya, sehingga akan membuat ia
meninggalkan perilaku buruk, demi memperoleh kesenangannya kembali. Sebaiknya, bila ia tidak lagi mengulang kata-kata kasar, beri ia pujian.

Baca juga: Penyebab Anak Kasar Saat Bercanda

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia