Tak Sengaja Melukai Teman

Ketika anak tak sengaja melukai teman, tentu saja sebaiknya Anda tidak memarahinya, Ma. Justru sebaliknya, dampingi dia melewati saat-saat yang tidak mudah ini.

Seperti pengalaman Cilla (9), usai pulang sekolah hari itu, ia sedang menunggu mama menjemput. Biasanya mama menjemput tepat waktu, tapi kali ini rupanya mama agak terlambat. Di kelas juga masih ada Bram (9) serta beberapa teman lain. Sejak tadi Bram beberapa kali mengganggu Cilla. Ia tak hanya meledek, tapi juga menarik rambut lalu berlari menjauh. Tapi ketika sekali lagi Bram menarik rambutnya, Cilla rupanya benar-benar kesal. Ia meraih penghapus papan tulis dan melemparkannya ke arah Bram. Tak dinyana, lemparan Cilla benar-benar telak sehingga darah langsung mengucur dari kepala Bram.

Langsung saja peristiwa itu membuat teman-teman sekelas mereka geger. Beberapa anak perempuan yang melihat darah mengucur langsung menangis, termasuk Cilla. Mereka lalu membawa Bram ke UKS (Unit Kesehatan Sekolah), dan sebagian yang lain memberitahu guru di ruang guru. Menurut perawat jaga di UKS, kepala Bram harus dijahit untuk menghentikan perdarahannya.

Ketika semua orang sibuk menolong Bram, ada yang terluput. Cilla! Tadi saat berpapasan, ibu guru sempat menegur karena ia telah melukai temannya. Akibatnya, ia merasa benar-benar ketakutan dan takut dimarahi lagi oleh guru. Ia takut luka temannya parah. Ia takut sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada Bram. Ia takut orang tua Bram memarahinya. Ia juga takut dimarahi mama. Semua perasaan itu campur aduk jadi satu sehingga membuatnya benar-benar merasa sesak dan terjepit.

Jika kebetulan anak Anda mengalami kejadian seperti Cilla, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan memarahinya seperti yang ia takutkan? Ini yang bisa Anda lakukan:

- Cari tahu peristiwa yang terjadi. Bila anak masih shock, Anda bisa bertanya pada teman-temannya yang kebetulan melihat peristiwa tersebut. Ia mungkin memang bersalah karena telah melukai temannya, tapi tidak secara sengaja melakukannya. Anda juga tak perlu lalu menyalahkan si teman meski kemudian Anda tahu kalau si teman terluka karena ia telah bersikap iseng sehingga anak Anda membalas sikap isengnya.

- Tenangkan anak. Katakan padanya, Anda tidak akan memarahinya karena Anda tahu bahwa ia pasti tidak sengaja. Tapi katakan padanya dengan lembut namun tegas, meski marah, lain kali ia harus lebih berhati-hati dalam bersikap dan menjauhi tindakan kekerasan, seperti memukul, melempar, atau melakukan hal-hal lain yang bisa melukai temannya.

- Ajak ia meminta maaf pada si teman yang terluka, pada orang tuanya, dan pada guru. Bila ia takut melakukannya sendiri, Anda bisa menemaninya. Meski ia tidak sepenuhnya bersalah, kecelakaan sudah terlanjur terjadi dan dialah yang telah membuat temannya terluka. Jadi, ajaklah ia meminta maaf setulus hati pada temannya. Ia juga perlu minta maaf pada orang tua si teman karena mereka pasti khawatir akan keadaan anaknya. Ia juga perlu minta maaf pada guru karena telah melukai teman dan menyebabkan kehebohan di sekolah.

- Ajak ia mendoakan si teman. Saat berdoa, mintalah agar ia mendoakan teman agar cepat sembuh. Doa juga akan membuatnya merasa lebih tenang dan tidak terus menerus didera rasa bersalah.

Selain itu, usahakan agar dalam beberapa hari selanjutnya Anda tidak membicarakan hal itu ya, Ma. Biarkan situasi menjadi lebih tenang agar ia bisa mengingat peristiwa itu tanpa merasa cemas atau takut lagi.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia