Teman Anak Beri Pengaruh Buruk


Anak Anda yang sangat santun memiliki teman yang suka membantah, mengganggu anak lain, dan melanggar aturan. Bagaimana caranya melindungi anak dari pengaruh buruknya?

Sebenarnya, anak Anda tidak dalam bahaya, meski dipengaruhi perilaku buruk yang permanen dari temannya. Jika mereka terus berteman hingga 10 tahun mendatang, si teman tetap sulit dikendalikan dan anak tidak pernah berpikir atau bertindak sesuai keinginannya, barulah Anda harus khawatir. Yang pasti, pertemanan anak-anak prasekolah yang diwarnai kenakalan, tindakan yang berisiko, atau menyenangkan, cenderung mereda nantinya. Plus, anak usia 3 tahun sebenarnya memiliki konsep tentang teman yang sangat simpel. Jika kita berteman, ya, saya harus suka apa yang disukai teman saya dan apa yang dilakukannya, meski saya tahu kalau ini bukan ide yang baik. Hanya perkembangan dan juga pengalaman hidup yang akan mengajarinya seputar hal ini.

Cobalah untuk mengamati apa yang anak lihat dari temannya. “Tanyalah segala sesuatunya, mulai dari ‘Permainan favorit kamu berdua, tuh, apa? hingga ‘Apa yang kamu rasakan ketika ia dalam masalah,’” kata Kathy Thornburg, Ph.D., director Child Development Laboratory di University of Missouri-Columbia. Bila anak ingin bereksperimen dengan kenakalan, namun tidak punya keberanian untuk melakukannya sendiri, “Secara tidak langsung, ia mungkin memanfaatkan temannya untuk melakukannya,” kata Thornburg. Jika teman anak bermain di rumah atau halaman Anda, silakan berlakukan aturan Anda. Memang agak sulit mendisiplinkan anak orang lain. Namun, aturan adalah aturan. Ia harus mengikuti aturan yang ada di rumah Anda atau sebaiknya tidak bermain ke sini. Ingatkan anak Anda akan hal ini dan jelaskan alasan di balik aturan yang dibuat. Anak memang harus bersosialisasi. Memang aa akan melalui tahapan yang penuh gejolak. Begitu pula temannya. Yang penting, suatu pertemanan bisa saja tersembunyi di balik berbagai kenakalan yang ada.

Foto : Fotosearch

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia