Uang Saku Anak, Harian atau Mingguan?

Sesuai dengan pertambahan usia, pemberian uang saku pasti juga ikut menyesuaikan. Bukan hanya tentang jumlah, namun juga bagaimana waktu pemberian.

Bagaimana jika anak mulai meminta uang sakunya dalam jangka waktu tertentu?

Selama ini saya memberikan uang saku pada anak, Kinanti (12), setiap hari sebelum ia berangkat sekolah. Awal bulan ini, dia meminta supaya uang sakunya diberikan secara mingguan seperti beberapa temannya di sekolahnya.

Saya khawatir ia belum bisa mengatur uang sakunya dengan sistem mingguan dan akan kehabisan uang sakunya di awal minggu. Sementara saya juga tidak ingin membiasakan memberikan tambahan jika ia mengeluh kehabisan uang di akhir minggu. Sebenarnya, pada usia berapa anak siap untuk diberi uang saku secara harian, bulanan atau mingguan?

Bagaimana sebaiknya?
Sejak TK hingga kelas 1 SD biasanya anak-anak selalu membawa bekal makan siang dari rumah. Mulai kelas 2 SD, anak mulai butuh uang untuk jajan dan juga mulai paham mengenai konsep uang.

“Memang ada baiknya memberikan uang saku secara berjangka seperti mingguan atau bulanan. Tergantung dengan kondisi si anak,” ujar Mike Rini Sutikno, Perencana Keuangan di MRE Financial & Business Advisory. Untuk anak SD sampai dengan awal SMP, uang saku mingguan dapat menjadi pilihan terbaik Anda. Coba mulai tawarkan sistem uang saku bulanan pada si kecil Anda yang tengah duduk di bangku SMP dan SMA.

Tujuannya, supaya anak belajar mengelola uang yang ia miliki dalam jangka waktu tertentu. Jika anak terus diberi uang saku secara harian, maka anak akan terus meminta dan merasa tidak mempunyai pemikiran untuk jangka panjang. (Dana Pitasmara/Foto: dok. Feminagroup)

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia