Agar Anak Memahami Aturan Main

Disadari atau tidak, setiap orang tua ingin anak tumbuh menjadi anak yang paham pada konsep fair play. Bukan…,bukan karena Anda ingin ia dikenal sebagai anak yang adil dan baik hati, yang selalu mau berbagi mainan dengan teman atau saudaranya (meski tetap terselip kebanggaan di hati Anda jika anak memiliki kemampuan itu!).

Memahami konsep fair play membuat anak mudah memahami aturan-aturan sederhana dan bisa melaksanakannya dengan baik. Ia akan merasa bahwa mengikuti aturan adalah menyenangkan dan menimbulkan rasa aman. Ia tahu apa saja yang menjadi kewajibannya, serta apa saja yang menjadi haknya. Ia akan dengan senang hati mengantre dan bergantian bermain, karena tahu itulah yang adil dan akan membuat semuanya merasa senang. Dan, ketika haknya direbut, atau diusik, ia mampu membela diri, karena tahu itu adalah perbuatan yang tidak adil.

Tentu dibutuhkan bantuan orang tua agar anak memiliki kemampuan memahami konsep fair play. Anda bisa menggunakan tip berikut untuk memperkenalkan konsep fair play pada anak:

1. Pertimbangkan usia anak. Di usia 3 tahun, konsep yang Anda ajarkan mungkin terbatas pada masalah mengantre dan bergantian bermain. Tapi, semakin besar usia anak, ia harus mampu mempertimbangkan bukan hanya hitam atau putih. Anak akan belajar melalui situasi dan aktivitas sehari-hari bahwa konsep adil akan menyesuaikan dengan kebutuhan, dan bukan berarti sama rata. Meski, tetap ada aturan yang penerapannya konsisten. Misalnya, aturan bahwa masing-masing anak boleh membeli buku 1 kali dalam satu bulan. Bisa jadi si kakak membelinya di awal bulan, sedangkan adik baru akan membeli buku 2 minggu setelahnya.

2. Perkenalkan berbagai jenis permainan. Misalnya, bermain peran, permainan di atas papan seperti ular tangga dan monopoli, permainan olahraga dan kompetisi lainnya seperti catur, bahkan games peperangan di gadget. Dengan mengenal dan memainkan berbagai jenis permainan, anak pun akan mengenali banyak situasi berbeda yang memperkaya pengalamannya.

3. Bermain bersama teman. Dorong anak untuk bermain tak hanya dengan teman sebaya, tapi juga anak yang lebih tua atau lebih muda. Anak bisa belajar soal kepemimpinan pada teman yang lebih tua, serta belajar bertanggung jawab dan sabar jika bermain dengan teman yang lebih muda.

4. Perkenalkan pada anak berbagai aturan yang berlaku secara umum. Misalnya, mengantre untuk mendapatkan giliran, sopan pada teman bermain, dsb.

5. Berikan penghargaan lewat kata-kata. Misalnya, “Mama senang tadi kamu bilang ‘maaf’ ketika tak sengaja menyenggol anak lain di playground.”

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia