Anak Lapar atau Hanya Ingin Makan?

Ada dua mekanisme yang mendorong anak untuk mencari makanan yaitu rasa lapar dan selera makan. Apa bedanya?

Rasa lapar adalah dorongan fisiologis yang muncul saat tubuh merasa perlu asupan makanan. Rasa lapar tidaklah spesifik karena saat sudah lapar kita cenderung mau makan makanan apa pun. Kalau kebutuhan makan sudah terpenuhi, lapar nggak akan membuat Anda memakan cake cokelat, es krim atau pie apel.

Sebaliknya, selera makan adalah dorongan psikologis untuk mengonsumsi makanan tertentu yang spesifik. Hal-hal seperti penampakan cake cokelat yang menggoda atau aroma kopi yang diseduh menstimulasi indera kita dan menimbulkan perasaan serta kenangan yang menyenangkan. Kita sering merasa masih ada selera makan walalu sudah kenyang, itulah sebabnya kita masih ingin menyantap dessert walaupun sudah menyantap makan besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan berkaitan dengan data sensoris kita, kondisi sosial budaya kita dan pembelajaran. Makanan menstimulasi panca indera kita. Warna-warni dan cara penyajian mempengaruhi indera penglihatan dan membangkitkan selera makan, makanya para produsen makanan menghabiskan dana yang tak sedikit untuk mengemas dan menampilkan produknya semenarik mungkin.

Selain penyajian, aroma juga menerbitkan selera, kemampuan kita menikmati makanan sebenarnya sangat dipengaruhi oleh indera penciuman, coba ingat, saat kita pilek selera makan jadi menurun kan? Tak kalah penting adalah tekstur makanan untuk menstimulasi syaraf-syaraf pengecap di mulut dan lidah. Bagaimana dengan indera pendengaran? Tentu ada pengaruhnya juga, pernah nggak Mama jadi ingin minum soft drink gara-gara mendengar ‘desis’ kaleng minuman yang dibuka? Atau ikutan ngemil keripik kentang karena mendengar rekan kerja Anda asyik ‘kriuk-kriuk’?

Otak juga mengasosiasikan situasi-situasi sosial atau budaya dengan makan. Misalnya saat hari raya atau pesta ulang tahun dimana secara budaya kita justru ‘didorong’ untuk makan banyak, bahkan saat sebenarnya sudah kenyang kita jadi ‘terpaksa’ makan lagi. Ada juga orang-orang yang terbiasa makan saat melakukan aktivitas tertentu, misalnya nonton film atau belajar. Umum terjadi makanan menjadi pelarian saat kita merasa bosan, sedih atau tertekan, dan tak jarang juga kita menyantap sesuatu sebagai reward saat mengalami keberhasilan.

Photo: Corbisimages

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia