Merayakan Hari Pertama Masuk Sekolah

Di lini masa media sosial saya banyak muncul foto anak-anak dalam acara wisuda atau perpisahan dengan teman sekelasnya.

Foto-foto itu muncul bersama komentar haru para mama yang mendadak menyadari bayi lucu kesayangannya sudah tumbuh besar. Tahu-tahu Abang Gilang sudah mau masuk SMP. Kakak Dania yang kemarin bikin bingung karena menolak semua ramuan MPASI hasil eksplorasi Bunda, sekarang sudah lulus TK.  Waktu si kakak diwawancara di SD barunya, ia begitu senang sampai keesokan harinya ia bangun pagi sekali, mengira akan langsung sekolah di SD.

Saya tersenyum membacanya sambil membayangkan apa yang akan saya rasakan dan alami ketika Binar (kini hampir 3 tahun) nanti masuk TK atau SD. Saya tidak sempat merasa terharu biru ketika Binar memulai kelompok bermain. Pasalnya ia ikut saya ke sekolah sejak usia dua bulan sampai sekitar satu tahun. Setelah mulai merangkak dan  dititah, ibu guru kelompok bermain sering mengajak Binar main ke kelasnya. Lama-lama anak saya sudah jadi murid kelompok bermain, dan tahu-tahu usianya sudah tiga tahun.  

Betul, waktu berlari. Berlari sangat cepat, sehingga saya berpendapat kita harus pandai-pandai menikmati dan merayakan setiap saat istimewa dengan cara yang membuat hati kita selalu mengingatnya.

Di Jerman,  ada tradisi  Schulanfänger.  Mereka berpesta ketika ada anak yang mulai masuk sekolah dasar. Teman dan kerabat diundang untuk berpesta, sekolah akan membuat acara khusus menyambut murid-murid baru, dan para orang tua menghadiahi anak-anak dengan Schultüte, sebuah kerucut hias berisi peralatan sekolah dan permen atau hadiah-hadiah kecil manis lainnya.

It’s a celebration of learning.  Pesan ini yang ingin saya sampaikan kepada Binar. Awal masuk sekolah bisa jadi momentum yang tepat untuk menyampaikan pesan ini, meski Binar sebenarnya sudah mulai belajar jauh sebelum masuk sekolah.  Merayakannya saat lulus atau naik kelas barangkali akan terpengaruh nilai, rapor, peringkat, hasil ujian, dan peredikat-predikat lain. Jadinya kami akan merayakan hasil belajar, bukan proses belajar.

Belajar adalah proses yang manis dan menyenangkan. Belajar, adalah proses yang berlangsung sepanjang hayat dan tidak berhenti ketika lulus atau wisuda. Imbalan yang seharusnya diperoleh adalah kesenangan, bukan sederet nilai dalam selembar kertas.

Kesenangan yang muncul saat belajar, itu yang akan jadi hadiah manis buatmu, Nak. Maka binar-binar matamu saat kamu bercerita tentang hal baru yang kamu pelajari yang akan membuat Ibu merasa hangat dan bahagia.

Selamat belajar, anak-anak. Selamat belajar juga untuk Mama dan Papa!

Artikel Blog Mama
Penulis: Lestia Primayanti
Mama dari Binar Cakrawala yang lahir Agustus 2010 yang berprofesi sebagai pendidik memang gemar menulis blog seputar pendidikan. Kepala Sekolah Kembang yang akrab disapa Ibu Tia di sekolah ini akan berbagi cara ia mendidik si kecil dan murid-muridnya.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia