Waspadai Riset Membandingkan ASI dan Sufor

Penelitian yang dilakukan Daffodil ini bertujuan mengetahui pengaruh susu formula yang mengandung lemak susu sapi yang diperkaya dengan lemak campuran dan tambahan fosfolipid terhadap durasi dan gejala infeksi saluran pencernaan dan pernapasan bayi.

Yang menjadi kekhawatiran adalah: subyek penelitian, yaitu bayi-bayi berusia di bawah 6 bulan akan diberikan susu formula sehingga kehilangan haknya untuk mendapat ASI eksklusif.

Dalam penyelenggaraan penelitian, risiko kesehatan yang akan ditanggung bayi-bayi tersebut tidak saja yang terkait secara spesifik dengan penambahan zat-zat yang sedang diuji tapi juga terhadap pemberian susu formula pada umumnya. "Tim peneliti Daffodil tidak dapat memberitahukan secara terbuka pihak yang mendanai penelitian ini.

Hal ini dapat menimbulkan kecurigaan bahwa pihak penyandang dana punya konflik kepentingan. Seandainya studi tersebut didanai oleh produsen susu formula, wajar jika kita berasumsi bahwa hasil penelitian akan digunakan untuk mempromosikan produknya," ujar Mia Sutanto, Ketua AIMI dalam acara Jumpa Pers "Pernyataan AIMI Mengenai Studi Daffodil".

Untungnya, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan memberikan tanggapan positif terhadap keresahan para mama penggiat ASI. Setelah ada pertemuan yang dihadiri pihak dari Kementrian Kesehatan RI, tim peneliti Daffodil Study, BPOM, YLKI, dan AIMI, Menteri Kesehatan, Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH menetapkan agar studi Daffodil dihentikan kecuali bila penyelenggara dapat memenuhi 3 syarat: subyek penelitian adalah bayi di atas 6 bulan, tidak membandingkan susu formula dengan ASI dan mengumumkan secara terbuka pihak penyandang dana.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia