Anak Mogok Sekolah? Ini solusinya!

Saat-saat pertama masuk sekolah biasanya anak masih antusias berangkat setiap hari untuk bertemu dan bermain dengan teman-teman sekelasnya.

Tapi, sama seperti semua jenis mainannya yang punya “masa expired”, akan ada saatnya dia bosan dan ngambek ketika diajak sekolah. Harus bagaimana?

1. Jangan ditanggapi berlebihan, sebab menurut Heather Wittenberg, Psy.D., seorang terapis yang berbasis di Hawai, fase ini terbilang normal. “Anak baru menyadari seberat apa berpisah dengan Anda setiap hari. Meski kelihatannya enteng, fase taman kanak-kanak adalah masa transisi yang cukup berat bagi balita,” katanya.

2. Buatlah diary tentang hal-hal yang dialami anak di sekolah setiap hari. Isilah diary itu setiap malam bersamanya sembari ngobrol mengenai pengalaman seru di sekolah tadi siang. Ketika anak sedang kehilangan mood, bacalah diary itu bersamanya. Buat pula slide show di komputer atau ponsel Anda, berisi foto-foto anak bersama teman-temannya di sekolah dan gurunya.

3. Berikan banyak pelukan dan ciuman Dengan begitu, anak akan berangkat ke sekolah dengan rasa percaya diri.

4. Kurangi kericuhan di pagi hari dengan menyiapkan seragam dan perlengkapan sekolah anak sejak malam hari. “Suasana tergesa-gesa akan membuat anak bertambah gugup,” kata Wittenberg.

5. Siapkan sarapan berprotein tinggi untuk menstabilkan kadar gula darahnya. Sarapan yang benar akan memberinya cukup energi hingga tengah hari.

6. Bawakan benda yang bisa menghiburnya kala merasa sedih di sekolah. Anda bisa membekalinya foto ceria sekeluarga yang dimasukkan ke dalam gantungan kunci dan kaitkan ke tas sekolahnya.

7. Tetap pergi sekolah. Jika anak tahu bahwa Anda akan menuruti keinginannya untuk bolos dengan cara ngambek, dia akan mengulangi tindakan itu di lain waktu. Kecuali anak sakit atau ada masalah serius di sekolah, tetaplah membawanya ke sekolah meski sambil digendong.

Baca juga:
- Vitamin untuk Anak Pra-sekolah
- 5 Cara Agar Kompak dengan Guru Anak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia